Mohon tunggu...
M Alvian Rizky
M Alvian Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

saya suka menulis dan juga membaca buku, selain kegiatan tadi saya memiliki organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat, karena membangun literasi ditengah masyarakat menjadi penting untuk memajukan peradaban manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bangunan Parpol yang Runtuh

30 April 2024   22:09 Diperbarui: 30 April 2024   22:15 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai Politik (Parpol) tidak berdiri tanpa tujuan yang jelas. Mereka hadir untuk mewakili beragam golongan masyarakat dan merumuskan langkah-langkah demi kebaikan publik. Oleh karena itu, Parpol perlu memiliki dasar ideologi yang kuat sebagai landasan untuk menarik perhatian masyarakat, meskipun pada kenyataannya seringkali menjadi transaksional.

Anda bisa membayangkan Parpol seperti sebuah bangunan, dimana pondasinya terdiri dari individu yang mengisi struktur partai politik, tiang-tiang penyanggahnya adalah sumber daya yang dimiliki oleh partai politik, dan atapnya adalah ideologi yang menjadi panduan bagi Parpol tersebut. Semua komponen ini harus berjalan seirama dan bersatu padu.

Struktur organisasi menjadi pondasi yang penting karena merekalah yang menjalankan sistem Parpol, dengan fungsi sumber daya untuk memperlancar arah gerak dan mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, Parpol harus merumuskan ideologi yang jelas agar gerakan yang dibangun bisa mewakili golongan tertentu dengan baik.

Bayangkan jika salah satu komponen tersebut hilang, Parpol akan kehilangan arah dan konsep dasarnya dalam mewakili kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, yang paling penting adalah merumuskan ideologi yang kuat, disertai dengan kemampuan struktur dalam membangun jaringan yang efektif demi mencapai tujuan bersama. Sumber daya juga diperlukan untuk melakukan mobilisasi dan menjalankan program-program yang telah dirancang agar tujuan Parpol dapat tercapai dengan cepat dan efisien.

Jika salah satu komponen Parpol hilang satu per satu, dampaknya akan sangat besar. Misalnya, jika struktur organisasi rapuh atau terganggu, Parpol akan kehilangan koordinasi dan efektivitas dalam menjalankan kegiatan politiknya. Tanpa individu yang tepat mengisi posisi kunci dalam struktur, pengambilan keputusan akan menjadi lambat dan tidak terkoordinasi.

Selanjutnya, jika sumber daya Parpol tergerus atau terbatas, kemampuan untuk melakukan kampanye, memobilisasi massa, dan menjalankan program-program akan terhambat. Parpol akan kesulitan dalam mempertahankan dukungan masyarakat dan bersaing dengan Parpol lainnya.

Terakhir, jika ideologi Parpol kabur atau terdistorsi, maka identitas dan tujuan Parpol akan menjadi samar. Masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada Parpol tersebut karena tidak jelas lagi arah dan visi politiknya. Akibatnya, Parpol akan kehilangan basis dukungan dan relevansinya dalam pemandangan politik.

Dengan demikian, menjaga keseimbangan dan keberlangsungan ketiga komponen tersebut menjadi kunci bagi keberhasilan Parpol dalam mewakili kepentingan publik dan mengemban peran politiknya secara efektif.

Terkadang terlihat bahwa komponen ideologi dalam Parpol telah semakin kabur atau bahkan hilang sama sekali. Banyak Parpol cenderung mengedepankan pendekatan transaksional dan pragmatis, yang lebih menekankan pada pemanfaatan sumber daya dan jaringan politik untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, tanpa mempertimbangkan nilai-nilai atau prinsip ideologis yang mendasar.

Bahaya dari hilangnya komponen ideologi ini sangat besar. Pertama-tama, Parpol yang kehilangan identitas ideologisnya cenderung menjadi tidak konsisten dalam sikap dan kebijakan politiknya. Hal ini bisa menyebabkan kebingungan di antara pemilih dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap Parpol tersebut.

Kedua, Parpol yang hanya mengandalkan sumber daya dan jaringan politik tanpa mempertimbangkan ideologi dapat menjadi alat untuk kepentingan kelompok-kelompok kecil atau elit politik saja, bukan untuk melayani kepentingan publik secara keseluruhan. Hal ini dapat mengakibatkan oligarki politik dan penyalahgunaan kekuasaan.

Ketiga, hilangnya ideologi dalam Parpol juga dapat menghambat proses demokratisasi dan pembangunan politik yang sehat. Tanpa ideologi yang jelas sebagai panduan, diskusi politik menjadi terfragmentasi dan kurang substansial, sehingga masyarakat sulit untuk memahami pilihan politik yang ada.

Oleh karena itu, penting bagi Parpol di Indonesia untuk kembali memperkuat komponen ideologi dalam identitas dan kegiatan politiknya, sehingga dapat memperbaiki hubungan antara Parpol dan masyarakat serta meningkatkan kualitas demokrasi secara keseluruhan.


Meskipun tantangan besar terjadi dalam konteks kehilangan komponen ideologi dalam Parpol di Indonesia, masih ada harapan untuk memperbaiki kondisi ini. Dengan kesadaran akan pentingnya kembali memperkuat identitas ideologis, Parpol dapat melakukan reformasi internal yang mendalam untuk mengembalikan fokus pada nilai-nilai dan prinsip yang mendasari eksistensinya. Ini melibatkan upaya bersama dalam membangun kesadaran ideologis di kalangan anggota Parpol, menguatkan partisipasi publik dalam proses politik, dan mendorong transparansi serta akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.

Dengan demikian, melalui langkah-langkah ini, Parpol dapat menjadi lembaga yang lebih kuat, representatif, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat secara luas. Hanya dengan memperkuat fondasi ideologisnya, Parpol dapat berperan secara efektif dalam membangun demokrasi yang berkualitas dan memajukan kepentingan publik di Indonesia.

Top of Form

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun