Kedua, Parpol yang hanya mengandalkan sumber daya dan jaringan politik tanpa mempertimbangkan ideologi dapat menjadi alat untuk kepentingan kelompok-kelompok kecil atau elit politik saja, bukan untuk melayani kepentingan publik secara keseluruhan. Hal ini dapat mengakibatkan oligarki politik dan penyalahgunaan kekuasaan.
Ketiga, hilangnya ideologi dalam Parpol juga dapat menghambat proses demokratisasi dan pembangunan politik yang sehat. Tanpa ideologi yang jelas sebagai panduan, diskusi politik menjadi terfragmentasi dan kurang substansial, sehingga masyarakat sulit untuk memahami pilihan politik yang ada.
Oleh karena itu, penting bagi Parpol di Indonesia untuk kembali memperkuat komponen ideologi dalam identitas dan kegiatan politiknya, sehingga dapat memperbaiki hubungan antara Parpol dan masyarakat serta meningkatkan kualitas demokrasi secara keseluruhan.
Meskipun tantangan besar terjadi dalam konteks kehilangan komponen ideologi dalam Parpol di Indonesia, masih ada harapan untuk memperbaiki kondisi ini. Dengan kesadaran akan pentingnya kembali memperkuat identitas ideologis, Parpol dapat melakukan reformasi internal yang mendalam untuk mengembalikan fokus pada nilai-nilai dan prinsip yang mendasari eksistensinya. Ini melibatkan upaya bersama dalam membangun kesadaran ideologis di kalangan anggota Parpol, menguatkan partisipasi publik dalam proses politik, dan mendorong transparansi serta akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian, melalui langkah-langkah ini, Parpol dapat menjadi lembaga yang lebih kuat, representatif, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat secara luas. Hanya dengan memperkuat fondasi ideologisnya, Parpol dapat berperan secara efektif dalam membangun demokrasi yang berkualitas dan memajukan kepentingan publik di Indonesia.
Top of Form
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H