Mohon tunggu...
M Alvian Rizky
M Alvian Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

saya suka menulis dan juga membaca buku, selain kegiatan tadi saya memiliki organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat, karena membangun literasi ditengah masyarakat menjadi penting untuk memajukan peradaban manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Matinya Nalar Mahasiswa

8 Agustus 2023   13:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   21:13 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari kita pahami bersama tentang, siapa mereka yang di sebut mahasiswa itu ?. Berangkat dari pertanyaan tadi mari kita kaji bersama mahasiswa menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, berarti bisa kita lihat seharunya sudah ada perbedaan antara siswa dan mahasiswa karena pada konteks pendidikan mereka menempuh pendidikan tinggi dimana cara belajarnya seudah jelas berbeda. 

Jika kita membahas perubahan pada tiap zaman pasti ada keterlibatan kelompok terpelajar pada zamannya, pada hari ini kelompok terpelajar yang jelas adanya adalah mahasiswa di mana peran dari mahasiswa sangat di butuhkan dalam menanggapi isu kerakyatan. Kelompok terpelajar selalu ada pada pergolakan sejarah namun hari ini kelompok terpelajar yang di sebut mahsiswa terasa elitis bahkan tidak banyak yang menyentuh isu-isu kerakyatan.

Gerakan kelompok terpelajar jika kita dalami perannya dalam kontek sejarah adalah salah satu fenomena yang menarik untuk dikaji. Kaum terpelajar adalah mereka yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pemikiran yang tinggi dalam berbagai bidang. Mereka sering berperan sebagai agen perubahan sosial, politik, budaya, dan ekonomi di masyarakat. Kaum terpelajar juga berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan, pembangunan, dan demokratisasi bangsa.

Salah satu contoh gerakan kelompok terpelajar dalam sejarah Indonesia adalah gerakan nasional pada awal abad ke-20. Gerakan ini dipelopori oleh para Mahasiswa, guru, dokter, wartawan, dan tokoh masyarakat yang memiliki kesadaran nasional dan anti-kolonialisme. Mereka mendirikan berbagai organisasi, seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Jong Java, Perhimpunan Indonesia, dan lain-lain. Mereka juga menyelenggarakan Kongres Pemuda tahun 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda sebagai manifestasi semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan.

Gerakan kelompok terpelajar tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lain. Misalnya, di Prancis pada abad ke-18 terjadi gerakan terpelajar yang dikenal sebagai Pencerahan (Enlightenment). Gerakan ini melibatkan para filsuf, ilmuwan, sastrawan, dan seniman yang mengkritik kekuasaan absolut monarki dan gereja. Mereka menekankan nilai-nilai rasionalitas, kebebasan, kesetaraan, dan kemajuan. Gerakan ini berpengaruh pada Revolusi Prancis tahun 1789 yang menggulingkan rezim monarki dan menegakkan hak asasi manusia.

Gerakan kelompok terpelajar dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Dampak positifnya adalah dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran, dan partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang. Dampak negatifnya adalah dapat menimbulkan konflik, kekerasan, atau polarisasi jika gerakan tersebut bersifat eksklusif, intoleran, atau radikal. Oleh karena itu, gerakan kelompok terpelajar perlu dilakukan dengan bijak, bertanggung jawab, dan menghormati keragaman.

Berangkat dari gagasan di atas kelompok terpelajar yang di sebut mahasiswa itu mampu menjawa tantangan isu-isu yang terjadi pada masyarakat dalam banyak bentuk, bukan sekedar aksi yang sifatnya seremonial saja. tetapi mampu memetakan isu kebangsaan dan menjadi aktor pemecah masalah yang saat ini terjadi. Gerakan yang di bangun harus berangkat keresahan dan berbentuk aksi nyata menjadi sebuah program pemberdayaan untuk masyarakat yang di garap dengan serius.

Contoh program yang bisa di kerjakan oleh mahasiswa :

  • Edukasi krisis iklim yang terjadi langsung pada masyarakat;
  • Pendidikan politik pada masyarakat pedesaan 
  • Menjawa tantangan pengangguran dengan membuat pelatihan dengan menggait CSR.
  • dll.

Jadi gerakan yang di buat oleh seorang mahasiswa memang menyentuh secara langsung permasalahan kemasayarakatan, bukan hanya gerakan yang sifatnya seremoni saja, nalar mahasiswa harus tumbuh bahwa ada hal yang penting di jawab dan sifatnya jangka panjang bukan sekedar aksi demonstrasi saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun