Mohon tunggu...
M Alvian Rizky
M Alvian Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

saya suka menulis dan juga membaca buku, selain kegiatan tadi saya memiliki organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat, karena membangun literasi ditengah masyarakat menjadi penting untuk memajukan peradaban manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kegagalan Kaderisasi Partai Politik: Ancam Demokrasi Kita

7 Juli 2023   00:05 Diperbarui: 7 Juli 2023   00:23 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah negara demokrasi yang masih muda, tetapi partai politiknya sudah menua. Usia rata-rata anggota parlemen di Indonesia adalah 54 tahun, dan mayoritas ketua partai berusia 60-an atau 70-an. Ketiadaan pembaharuan generasi ini merupakan ancaman besar bagi demokrasi Indonesia.

Ada sejumlah alasan mengapa partai politik di Indonesia gagal melakukan regenerasi. Salah satu alasannya adalah Pengurus lama memiliki cengkraman yang kuat pada kekuasaan. Mereka mengendalikan mesin partai dan keuangan partai, dan mereka enggan menyerahkan posisinya. Alasan lain adalah kurangnya kesempatan bagi kaum muda untuk terlibat dalam politik. Struktur partai seringkali tertutup dan hierarkis, dan kaum muda sering kali dihalangi untuk mencalonkan diri.

Kegagalan regenerasi partai politik membawa sejumlah konsekuensi negatif bagi demokrasi Indonesia. Pertama, menyebabkan penurunan kualitas representasi. Ketika mayoritas anggota parlemen sudah berusia tua, mereka lepas dari kepedulian kaum muda yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Kedua, mempersulit ide-ide baru dan suara-suara baru untuk didengar dalam proses politik. 

Pengurus lama sering menolak perubahan, dan mereka lebih cenderung mempromosikan kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan rakyat. Ketiga, meningkatkan risiko korupsi. Ketika orang yang sama berkuasa selama bertahun-tahun, mereka cenderung menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk keuntungan pribadi.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah regenerasi partai politik di Indonesia. Salah satunya adalah memperkenalkan batasan masa jabatan bagi para pemimpin partai. Ini akan memaksa 

Pengurus lama untuk minggir dan memberi jalan bagi pemimpin baru. Cara lainnya adalah untuk mempromosikan demokrasi intra-partai. Hal ini akan memberikan lebih banyak kesempatan kepada kaum muda untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan partai. 

Terakhir, pemerintah bisa membuka lebih banyak kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat dalam politik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan dukungan keuangan bagi organisasi politik yang dipimpin pemuda atau dengan membentuk parlemen pemuda.

Kegagalan regenerasi partai politik merupakan persoalan serius bagi demokrasi Indonesia. Jika tidak dibenahi, bisa mengakibatkan penurunan kualitas representasi, hilangnya ide-ide baru, dan meningkatnya korupsi. Pemerintah dan partai politik perlu mengambil tindakan untuk memastikan demokrasi Indonesia tetap kuat dan hidup untuk generasi yang akan datang.

Selain hal di atas, berikut beberapa kemungkinan lain akibat gagalnya regenerasi partai politik:

  • Munculnya populisme dan penurunan kelas menengah.

  • Semakin meningkatnya polarisasi masyarakat Indonesia.

  • Erosi kepercayaan dalam sistem politik.

  • Melemahnya demokrasi Indonesia.

Berikut adalah beberapa kemungkinan solusi untuk masalah regenerasi partai politik:

  • Pemberlakuan batasan masa jabatan bagi pimpinan partai.

  • Promosi demokrasi intra-partai.

  • Terciptanya lebih banyak kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat dalam politik.

  • Reformasi sistem pemilu.

  • Penguatan masyarakat sipil.

Masa depan demokrasi Indonesia bergantung pada kemampuan partai politiknya untuk beregenerasi. Jika garda lama terus memegang kekuasaan, demokrasi Indonesia akan terancam. Namun, jika anak muda diberi kesempatan untuk berpolitik, masa depan demokrasi Indonesia cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun