Mohon tunggu...
M Alvian Rizky
M Alvian Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

saya suka menulis dan juga membaca buku, selain kegiatan tadi saya memiliki organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat, karena membangun literasi ditengah masyarakat menjadi penting untuk memajukan peradaban manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rudal BrahMos, Potensi Memperkuat Pertahanan Milter Indonesia

18 Maret 2023   15:23 Diperbarui: 18 Maret 2023   15:26 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan pembuat rudal India-Rusia, BrahMos Aerospace, sedang menawarkan rudal buatannya, BrahMos, kepada Indonesia. Menurut laporan Reuters pada Rabu (15/03/2023), CEO BrahMos Aerospace, Atul D. Rane, sedang dalam tahap negosiasi dengan perwakilan Indonesia di Jakarta. Target perusahaan tersebut adalah menyelesaikan proses akuisisi rudal pada tahun ini. Dikabarkan bahwa TNI AL tertarik dengan rudal anti kapal BrahMos berbasis pantai serta versi rudal yang bisa dipasang pada kapal perang.

Meski juru bicara Kementerian Pertahanan Indonesia menolak memberikan komentar tentang pembelian rudal BrahMos, Rane mengatakan persentase input lokal telah meningkat hingga lebih dari 70%. Rudal BrahMos termasuk rudal multi-platform, karena dapat diluncurkan dari pesawat tempur, kapal permukaan, kapal selam, dan sistem peluncur di darat. Kecepatannya bisa tembus Mach 2,8 dan memiliki jangkauan sekitar 290 kilometer untuk mematuhi aturan Missile Technology Control Regime (MTCR).

BrahMos untuk Angkatan Darat India (Block I dan Block II) masuk operasional pada tahun 2007, sedangkan BrahMos untuk Angkatan Laut India (Block I) beroperasi sejak 2013. Saat ini, BrahMos untuk Angkatan Udara India mulai berdinas pada 2020. Selain Indonesia, Filipina juga memesan rudal BrahMos senilai US$375 juta (Rp 5,3 triliun) pada 2022 lalu. Rudal pesisir berbasis darat dipilih oleh Filipina, di mana total 21 personel Angkatan Laut Filipina dilatih di India untuk mengoperasikan BrahMos.

Sengketa teritorial dengan China menjadi perhatian utama bagi sebagian besar negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang akhirnya mendorong anggaran pertahanan untuk meningkat. Data yang diperoleh Reuters menunjukkan bahwa investasi Indonesia dalam akuisisi senjata baru tumbuh hampir 28% pada tahun 2021 dan 69% pada tahun 2022, jauh lebih tinggi dari rata-rata negara di Asia Tenggara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun