۞ هٰذَانِ خَصْمٰنِ اخْتَصَمُوْا فِيْ رَبِّهِمْ فَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِّنْ نَّارٍۗ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوْسِهِمُ الْحَمِيْمُ ۚ ١٩ ( الحج/22: 19)
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka bagi orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api (neraka) untuk mereka. Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih. (Al-Hajj/22:19)
Berdasarkan ayat-ayat yang di atas inilah kita melihat kembali dengan konsep tawaf : 7 lingkaran kali berputar dikaitkan dengan surat Al-Hajj yaitu surat ke 22 dalam Al-Qur'an sebagai pemisah antara perbuatan yang dikehendaki Allah dengan yang dimurkai Allah. Jadi dapat kita tulis dalam aturan rumus matematika yaitu: 7 x K = 22 x d, atau dapat kita tuliskan sesuai aturan matematika menjadi K = (22 x d)/7. Karena (22 x d)/7 adalah perkalian dan pembagian maka dapat dituliskan menjadi (22/7) x d dan dari uraian rumus matematika di atas yaitu keliling lingkaran = π x garis tengah lingkaran ( K = π x d ), maka dapat kita simpulkan bahwa π = 22/7, sehingga penulis mengatakan tidak ada lagi penyangkalan terhadap nilai π= 22/7.
Dalam uraian diatas kita dapat menyimpulkan Al-Qur'an hadir untuk sains dalam menemukan kebenaran. Salah bagian dari sains yaitu matematika memiliki keterikatan sangat baik dalam ayat-ayat Al-Qur'an sehingga ini penghubung kebenaran di antara ketiganya. Eratnya ikatan Al-Qur'an dengan matematika terlebih banyak ayat yang menghubungkan kebenaran simetris antara Al-Qur'an sains dan matematika terutama dalam hal ini dalam pemahaman mengenai kebenaran konstanta π (phi) yang bernilai 22/7.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H