WALI Kota Makassar Danny Pomanto punya cara jitu menghapus kawasan prostitusi di Kota Makassar. Tidak dengan melakukan penggusuran paksa, atau bertindak kasar, tapi membangun kawasan pedestrian.
Kok bisa? Ceritanya, sejak 2016 lalu, Pemkot Makassar menjalankan proyek pembangunan kawasan pedestrian. Kebetulan, ruas Jalan Nusantara yng berada sepanjang Pelabuhan Soekarno-Hatta termasuk wilayah yang menjadi lokasi proyek pedestrian.
Sejak puluhan tahun, semua warga Makassar sudah tahu bahwa kawasan sepanjang Jalan Nusantara berdiri tempat hiburan malam (THM). Bisnis hiburan malam di depan pelabuhan, sangat menggiurkan, karena menjadi tempat para pelaut menghabiskan rasa penat setelah berlayar selama beberapa lama di laut.
Dalam perkembangannya, tidak hanya para awak kapal yang memanfaatkan tempat2 hiburan tersebut. Banyak juga warga Makassar dan para pelancong di Makassar menghabiskan waktu di tempat-tempat hiburan tersebut.
Yang membuat risih, ketika matahari mulai terbenam banyak perempuan yang bekerja di THM mejeng di depan tempat kerja mereka. Belum lagi wanita-wanita freelance yang memanfaatkan THM untuk mencari para pria hidung belang. Akibatnya kesan Jalan Nusantara sebagai kawasan prostitusi begitu lekat di kalangan masyarakakuat maupun kaum pelancong.
Yang mengenaskan lagi Jalan Nusantara ini sesungguhnya merupakan salah satu etalase kota Makassar. Jika kita menumpang kapal laut, begitu keluar pelabuhan langsung berhadapan dengan hamparan THM , music dan wanita-wanita yang menggoda.
Hal yang sama juga terlihat saat kita keluar dari jalan tol menuju Pantai Losari. Sudah pasti langsung berinteraksi dengan Jalan Nusantara.
Wali Kota Danny Pomanto sadar evolusi Makassar menjadi kota internasional harus ditandai dengan banyaknya wilayah pesestrian. Dia juga tidak menginginkan wilayah di pusat Kota Makassar dijadikan sebagai ajang prostitusi. Makanya, Jalan Nusantara menjadi prioritas dalam membenahi Kota Makassar.
Sekarang ini, kalau anda ke Makassar, coba melintasi Jalan Nusantara pada malam hari. Kawasan itu kini terang benderang. Sepanjang pedestrian di Jalan Nusantara dipasangi lampu. Suasana tersebut, mulai membuat para wanita milim menjadi risih. Mereka tak lagi berani show off di pinggir jalan atau di depan THM.
“Lihat kan Bang. Sudah tidak ada lagi perempuan-perempuan malam di penggir jalan Nusantara sejak Pemkot bangun pedestrian di situ,” ujar Nadir, warga Makassar yang mengantar saya ke Bandara Hasanuddin Jumat malam (7/4/2017). Saat itu, kami memang melintasi jalanan tersebut hendak menuju pintu tol kea rah bandara.
Menurut Nadir, kawasan hiburan malam di Jalan Nusantara sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Selama siapapun pemimpin di Kota Makassar tidak pernah bisa “menggusur” kawasan tersebut. “Hanya di masa pemerintahan Wali Kota Danny Pomanto sajalah, baru terlihat ada perubahan. Itupun dilakukan tanpa kekerasa,” ungkapnya.
Saat ini, usaha-usaha kuliner memang belum terlihat massif. Ini bisa dimaklumi karena proyek pedestrian di Jalan Nusantara masih dalam proses finishing. Namun komitmen untuk meninggalkan bisnis THM yang menjurus prostitusi sudah disampaikan kepada wali kota Danny Pomanto.
“Dukungan yang ada dimana pengusaha THM mau mengubah bentuk bisnis usahanya dengan sukarela menjadi bisnis kuliner,” ungkap Danny kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Rencananya, sepanjang jalan Nusantara akan ditetapkan sebagai kawasan kuliner. Dengan begitu, akan membuat nyaman siapa saja yang melintasi kawasan tersebut.
Saat ini, ada tiga proyek pedestrian yang dalam proses finishing, yakni di ruas Jl Nusantara dengan anggaran Rp6,84 miliar, Jl Nusantara Baru Rp12,8 miliar dan Jl Ujung Pandang sebesar Rp6,2 miliar.
Wall Of Fame
Bundaratta' dibangun dengan konsep trotoar bintang lima dimana ubin-ubin berdesain lingkaran di sepanjang koridornya. Pada masing-masing lingkaran terdapat hiasan. Ada yang berisikan ukiran nama-nama raja di masa lalu, wali kota dari masa ke masa, serta pepatah bijak dan kalimat motivasi dari tokoh-tokoh lokal Makassar.
Danny Pomanto menyebut pedestrian Bundaratta sebagai konsep nomor satu dunia. Proyek ini mirip dengan Walk of Fame di Hollywood. Walk of Fame merupakan trotoar sepanjang 15 blok di Hollywood Boulevard, di Los Angeles, Amerika Serikat. Trotoar tersebut menampilkan lebih dari 2.400 keramik teras bergambar bintang dan bertuliskan nama artis dan karakter fiksi sebagai bentuk penghargaan dari kamar dagang Hollywood terhadap sumbangsih mereka bagi industri hiburan. (Alvi JakXone)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H