Mohon tunggu...
Alvi JakXone
Alvi JakXone Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Media

Aktivis di Jakarta Media Network (JakXone) Email : alvijakxone@gmail.com FB : JakXone Alvi Twitter : @JakXone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lentera di Jantung Kota Ambon

1 April 2017   20:59 Diperbarui: 2 April 2017   05:00 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dana untuk mengembangkan SLH, antara lain, berasal dari dana corporate sosial responsiblity (CSR) perusahaan-perusahaan di Lippo Group.

Dialog Siswa dan Guru

Saat bertemu siswa kelas 9 SLH Ambon, James Riady sempat memberikan pencerahan kepada mereka. Menurut James, belajar ilmu dan teknologi merupakan sebuah keharusan.

Namun, dia mengingatkan maju-mundurnya dunia ini tidak hanya ditentukan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor paling utama dalam kemajuan dunia justru iman. Karena itu pendidikan keimanan perlu mendapat perhatian serius.

Bos Lippo Group itu juga menanyakan cita-cita dari sejumlah siswa. Ada yang menjawab ingin menjadi dokter, pendeta dan guru. "Apa pun alasan, yang terpenting, kalian sudah punya cita-cita, punya mimpi," ujarnya.

Dia menjelaskan kehadiran Sekolah Lentera Harapan juga dimaksudkan untuk menemukan bakat-bakat menonjol dari para siswa. Nantinya, bakat yang menonjol itu  harus ditemukan dan dikembangkan lewat pendidikan dan latihan.

Makanya bagi mereka yang siswa di SLH Ambon, akan diberikan kesempatan mengikuti pendidikan dan latihan saat liburan sekolah. “Yang ingin menjadi dokter, bisa diberi kesempatan untuk mengisi liburannya dengan mengikuti pendidikan dan latihan di RS Siloam terdekar," ujar James.

Saat berdialog dengan para guru, dia mengingatkan, guru yang baik tidak cukup hanya menguasai bidang ilmu yang menjadi mata pelajaran yang diajarkannya, melainkan juga berintegritas dan memiliki kualitas iman yang teruji.

James menegaskan prinsip dasar pendidikan dan pandangan yang tepat tentang anak. Pandangan yang salah tentang anak membuat pendidikan salah arah. ”Anak adalah milik Tuhan," tegas James.

Pandangan ini membawa konsekuensi luas. Pertama, karena anak adalah milik Tuhan, orangtua dan guru sebagai pendidik wajib menghormati hak asasi anak didik. Kedua, anak-anak wajib dididik sesuai kehendak Allah, yakni mengembangkan bakat mereka, membimbing mereka menjadi manusia beriman, berintegritas, kreatif, kritis, dan mandiri. Anak didik dibimbing dengan keteladanan agar kelak menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun