Kepada manajemen yang ditemui, dia sempat menanyakan bagaimana kelanjutan rencana rekrutmen lulusan diploma 2 di Lahat yang disiapkan menjadi tenaga operator di sejumlah perusahaan pembangkit listrik di wilayah Sumatera Selatan. Dengan diplomasi yang tegas Aswari mengingatkan lagi komitmen yang dibangun sejak awal dengan para investor.
Sikap tegas Aswari ini bisa dimaklumi.Sebab, jauh hari sebelum power plant hadir di Lahat, dia bersama jajarannya sudah mendorong lahirnya lembaga pendidikan yang tujuannya mencetak tenaga-tenaga operator listrik di Kabupaten Lahat.
Satu hal positif lainnya dari style kepemimpinan Bupati Lahat adalah kebiasaannya setiap hari berinteraksi dengan masyarakat. Setiap pagi, Bupati menyisihkan waktu menerima kunjungan masyarakat di pendopo. Siapa saja bisa langsung menemui dan menyampaikan berbagai hal yang ingin disampaikan kepada bupati.
Bahkan, sehabis menemui bupati mereka bisa sarapan bersama. “Setiap pagi kebiasaan sarapan bersama rakyat dilakukan dan sudah menjadi tradisi,” ungkapnya.
Aswari adalah salah satu figur bupati yang memimpin daerah yang jauh dari ibu kota provinsi, apalagi ibukota negara. Dia bekerja di daerah yang sunyi dari sorotan media mainstream. Namun, semangat dan kerja kerasnya membangun Lahat sudah mendapat pengakuan luas.
Penganugerahan Bintang Jasa Utama dari Presiden Jokowi, menjelang peringatan Kemerdekaan RI, 15 Agustus 2016 lalu, menjadi bukti pengakuan prestasinya di level nasional. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H