Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dikenal sebagai salah satu kepala daerah di Provinsi Sumatera Utara yang kreatif. Dia termasuk Change Leader yang selalu gelisah untuk melakukan berbagai inovasi demi mensejahterakan masyarakatnya.
Atas komitmennya kepada kemajuan daerah yang dia pimpin, Nikson Nababan sudah beberapa kali mendapatkan apresiasi penghargaan baik dari pemerintah maupun swasta. Dan dalam waktu dekat, Bupati yang belum genap 3 tahun memimpin Tapanuli Utara itu akan dianugerahi sebagai Kepala Daerah Inspiratif 2017 oleh Majalah SINDO Weekly (MNC Group), bersama beberapa kepala daerah lainnya.
Salah satu keberhasilan Nikson untuk memajukan masyarakat Tapanuli Utara maupun masyarakat Sumatera Utara adalah dengan menghadirkan Bandara Silangit. Bahkan Bandara kebanggan masyarakat Tapanuli Utara atas inisiatif Nikson akan ditingkatkan lagi menjadi bandara internasional tahun 2018 mendatang.
Sebelumnya bagi masyarakat atau wisatawan yang ingin ke Sumatera Utara dan menikmati Danau Toba, maka harus mendarat di Bandara Kualanamu dan menempuh perjalanan cukup lama.
Bandara Silangit memperpendek jarak perjalanan masyarakat maupun wisatawan, karena cuma butuh satu jam ke Parapat lalu bisa sepuasnya bekeliling Danau Toba atau menyeberang ke Pulau Samosir. Wisatawan juga berkesempatan mengunjungi destinasi-destinasi di sekitar Silangit seperti Makam Sisingamangaraja dan Huta Gintang.
Saat ini rute tempuh pesawat dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Silangit hanya memakan waktu 1 jam 45 menit.
Kehadiran Bandara Silangit, 2016 silam, memacu Nikson bekerja lebih keras membangun Tapanuli Utara. Bagi dia, sebelum wisatawan datang berduyun-duyun, seluruh kabupaten di Danau Toba harus membangun fondasi yang kuat. Fondasi itu adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, infrastruktur yang baik, serta pangan yang cukup.
Untuk itu, Nikson saat ini tengah menginisiasi hadirnya perguruan tinggi negeri (PTN) di Taput dengan mengajukan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) untuk dijadikan Institut Negeri Tapanuli Raya (INTR).
Pendirian PTN tidak akan mengilangkan jurusan agama. Tetapi diperluas untuk mengakomodasi jurusan umum yang belum ada sesuai dengan potensi daerah di Tapanuli Raya.
Ide mendirikan PTN, menurut Nikson, berawal dari keprihatinannya melihat anak-anak Tapanuli yang harus berkuliah ke Medan, Pekanbaru, bahkan Jakarta. Setiap tahun, ada sekitar 60 ribu lulusan sekolah menengah atas (SMA) di 14 kabupaten se-Tapanuli Raya.
Angka ini cukup besar dan mengandung potensi ekonomi yang bisa mengerakkan roda ekonomi masyarakat, seperti kos-kosan, kuliner, dan perdagangan pakaian. Juga, jumlah kunjungan wisatawan akan semakin meningkat karena keluarga mahasiswa sesekali waktu datang ke Taput. Dengan demikian akan banyak uang yang berputar di Tapanuli.
Ketahanan Pangan
Sementara itu, upaya menjadikan Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan dilakukan dengan ambisi membuat indeks penanaman menjadi dua kali dalam setahun (IP2) dengan luas area 300 hektare. Untuk kebutuhan tersebut, Pemkab memberikan 22 hand traktor untuk 22 kelompok tani.
Pada 2015 dan 2016, Pemkab kembali membeli 10 traktor besar untuk semakin menggenjot produksi padi. Hasilnya, produksi gabah meningkat dari 6 ton menjadi 8 ton per hektare.
PemkabTaput juga memberikan insentif kepada petani berupa kemudahan untuk mendapatkan bibit dan pupuk, tetapi membayarnya setelah panen. Selain lahan sawah yang sudah ada, Pemkab juga berusaha memanfaatkan lahan tidur di setiap kecamatan untuk digarap petani.
Atas berbagai usaha dalam tiga tahun terakhir, awal Januari lalu, Pemkab Taput dan Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar panen IP2 untuk pertama kalinya.
Lepas dari proses penanaman, Pemkab Tapanuli Utara juga menggagas sistem lelang cabai merah dan bawang merah. “Ini untuk melindungi petani dari harga beli yang murah oleh tauke,” kata Kepala Bappeda Tapanuli Utara, Indra SH Simaremare.
Sejak April tahun lalu, sambung Indra, sudah digelar lelang cabai merah di Pasar Komoditas Siborongborong, dan rutin dua kali seminggu. Pada 21 Februari lalu, sebanyak 740 kilogram bawah merah menjalani lelang perdana. Jika harganya tidak menguntungkan petani, Pemkab akan membeli komoditas yang dilelang.
“Pasar lelang akan mendorong efisiensi dan stabilitas harga sehingga dapat mengurangi inflasi,” papar Indra. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI