Rasulullah Muhammad SAW merupakan teladan utama dalam kepemimpinan yang adil dan inklusif, yang mampu memimpin umat dalam keragaman budaya, agama, dan suku. Beberapa kisah Rasulullah menunjukkan bagaimana beliau memimpin dengan mengutamakan nilai keadilan dan persatuan, meskipun dalam kondisi masyarakat yang sangat beragam.
  Salah satu contoh yang paling mencolok adalah Perjanjian Hudaibiyah. Meskipun dalam kondisi tertekan, Rasulullah tetap mengedepankan prinsip-prinsip perdamaian dan keadilan. Dalam perjanjian tersebut, beliau menunjukkan sikap tawar-menawar yang bijaksana meskipun dihadapkan dengan pihak yang berbeda keyakinan dan latar belakang. Perjanjian ini akhirnya membawa kedamaian dan membuka jalan bagi dakwah Islam yang lebih luas.
  Contoh lainnya adalah Piagam Madinah, yang ditulis oleh Rasulullah untuk mengatur kehidupan masyarakat Madinah yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Dalam piagam ini, beliau menegaskan prinsip persamaan hak dan kewajiban, serta kebebasan beragama bagi semua elemen masyarakat. Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, perbedaan bukanlah hambatan untuk hidup berdampingan dengan damai, melainkan sebuah kesempatan untuk menciptakan keadilan bagi semua pihak.
  Melalui kisah-kisah tersebut, kita bisa melihat bagaimana Rasulullah menunjukkan kepemimpinan yang inklusif, mengedepankan nilai keadilan dan persatuan di tengah keberagaman. Kepemimpinan seperti ini sangat relevan untuk diterapkan dalam konteks lingkungan madrasah atau masyarakat multikultural masa kini.
Perbedaan di antara umat manusia adalah rahmat dari Allah. Oleh karena itu, hargailah perbedaan tersebut. – (HR. Muslim)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H