Mohon tunggu...
Alvia Zahra Shabrina Ivada
Alvia Zahra Shabrina Ivada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam 45 Bekasi

Mahasiswi Universitas Islam 45 Bekasi yang penuh semangat belajar dan menjelajahi hal baru. Menyukai menonton film, berolahraga, dan kegiatan luar ruangan seperti snorkeling dan mendaki gunung meskipun belum pernah. Memiliki ketertarikan pada isu-isu pendidikan, kemanusiaan, dan eksplorasi alam semesta. Aktif berbagi pengalaman dan pemikiran melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kepemimpinan dalam Islam di Lingkungan Multikultural

9 Januari 2025   01:09 Diperbarui: 9 Januari 2025   01:09 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kepemimpinan dalam Islam: Membangun Keharmonisan di Lingkungan Multikultural

 Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman menjadi contoh nyata bagaimana kita harus bisa hidup berdampingan dalam perbedaan. Namun, dalam menjalankan kehidupan multikultural ini, seringkali muncul tantangan, terutama dalam kepemimpinan. Bagaimana seharusnya seorang pemimpin bertindak dalam masyarakat yang penuh warna?

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman budaya, agama, dan etnis yang luar biasa. Dalam kehidupan sehari-hari, keberagaman ini menjadi kekayaan sekaligus tantangan. Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan harmoni di tengah perbedaan, terutama dalam kepemimpinan yang sering kali menjadi sorotan utama di lingkungan masyarakat multikultural. 

    Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Pemimpin tidak hanya bertugas mengatur, tetapi juga menjadi teladan dalam menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan. Namun, bagaimana nilai-nilai kepemimpinan Islam dapat diterapkan di lingkungan yang beragam, di mana perbedaan agama dan budaya sering kali memunculkan dinamika tersendiri?

    Dalam konteks ini, saya teringat pengalaman di masa SMA, di mana pemilihan ketua OSIS menjadi momen yang mencerminkan kompleksitas hubungan antara prinsip Islam dan keberagaman. Saat itu, aturan tidak tertulis mengharuskan ketua OSIS beragama Islam, sementara kandidat dari agama lain hanya diperbolehkan menjadi wakil. Keputusan ini menuai berbagai reaksi, mulai dari yang mendukung atas dasar prinsip mayoritas hingga yang mempertanyakan relevansinya di tengah realitas multikultural. Pengalaman ini memunculkan pertanyaan penting: apakah prinsip kepemimpinan dalam Islam membatasi ruang bagi keberagaman? Ataukah justru mengajarkan kita untuk menemukan keseimbangan yang adil dalam harmoni masyarakat? 

Karakter Kepemimpinan dalam Islam

    Islam memberikan panduan yang sangat jelas tentang karakter seorang pemimpin. Di antaranya adalah adil, amanah, bijaksana, serta mampu mengutamakan maslahat bagi umat. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:  

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil…” (QS. An-Nisa: 58). 

    Sifat adil menjadi pondasi utama dalam kepemimpinan Islami. Adil tidak hanya berarti memperlakukan semua orang secara sama, tetapi juga memberikan hak sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing individu. Selain itu, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mendengar, bersikap inklusif, dan memahami keberagaman sebagai sebuah kekuatan, bukan ancaman. 

    Namun, Islam juga menekankan pentingnya nilai keimanan dan akhlak mulia dalam diri seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya memenuhi syarat administratif, tetapi juga mampu menjadi teladan moral bagi masyarakatnya. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang pemimpin adalah pengurus rakyatnya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun