4. Ketidakpastian Pasokan Pangan
Fluktuasi cuaca yang ekstrem membuat rantai pasokan pangan menjadi lebih tidak stabil. Misalnya, panen yang gagal akibat kekeringan atau banjir dapat menyebabkan harga pangan melambung tinggi dan membuatnya lebih sulit dijangkau, terutama oleh kelompok masyarakat miskin. Krisis pangan lokal atau regional bisa memengaruhi ekonomi negara, serta meningkatkan ketimpangan sosial dan ekonomi.
5. Ancaman terhadap Keanekaragaman Pangan
Perubahan iklim juga dapat memengaruhi keragaman sumber daya pangan. Beberapa jenis tanaman atau hewan ternak yang bergantung pada kondisi iklim tertentu mungkin tidak lagi dapat bertahan atau berkembang biak dalam kondisi yang berubah.Â
Akibatnya, masyarakat mungkin akan semakin bergantung pada sedikit jenis produk pangan, yang pada gilirannya mengurangi keanekaragaman pangan dan meningkatkan kerentanannya terhadap krisis.
 6. Pergeseran Pola Konsumsi dan Kebutuhan Pangan
Cuaca ekstrem juga memengaruhi pola konsumsi pangan. Dengan cuaca yang semakin panas, misalnya, masyarakat mungkin lebih memilih makanan yang lebih segar dan mudah disiapkan, sementara tanaman atau produk pangan yang memerlukan waktu lama untuk diproduksi atau yang tidak tahan terhadap panas mungkin menjadi lebih langka.Â
Hal ini dapat mengubah dinamika pasar pangan, dan dalam jangka panjang bisa memengaruhi ketersediaan pangan yang bergizi.
 7. Dampak terhadap Nelayan dan Sumber Pangan Laut
Cuaca ekstrem tidak hanya memengaruhi sektor pertanian, tetapi juga sektor perikanan. Suhu air laut yang meningkat, serta cuaca buruk yang lebih sering, dapat merusak ekosistem laut yang menjadi sumber pangan bagi banyak negara, terutama negara-negara kepulauan.
Perubahan iklim dapat memengaruhi pola migrasi ikan, yang pada gilirannya dapat menurunkan hasil tangkapan nelayan. Selain itu, kerusakan pada terumbu karang dan habitat laut juga mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan.