Mohon tunggu...
Alvi AmaliaNur
Alvi AmaliaNur Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

https://instagram.com/al.writers_art_?igsh=NTc4MTIwNjQ2YQ==

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel Djaduk eps 8-10

2 Mei 2024   13:25 Diperbarui: 2 Mei 2024   13:29 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuju review terakhir "Novel Rajendra" pada Bab selanjutnya yaitu, Bab 8 sampai bab 10.

Pada bab 8 penulis menyampaikan bahwa, Rajendra berpuisikan ; 

Hari ini, hujan turun kembali. Malam pun semakin gelap. Bahkan, rembulan itu pun tak tersenyum menyapaku. Ia hanya melintas sejenak, terselimuti awan malam yang terlihat gelap. Tapi, cahayanya tak bisa untuk di tutupi oleh apapun. 

Rajendra.

Rajendra mendatangi Ratna dan memberinya  peringatan agar tak ikut campur dalam urusan Djaduk, namun penulis menuliskan bahwasanya Rajendra dapat melesat cepat seperti ninja dari rumah ke rumah. Pada episode 8 ini pula konflik antara mereka di buat semakin klimaks saat Rajendra mengatakan bahwa Djaduk tak boleh manulis lagi.

"Mengapa? Kamu melarang ku menulis. Kamu sebagai seorang pria tidak tahu apa yang ada dalam diriku. Dunia menulis adalah duniaku, temanku, dan sahabatku dalam suka, dan duka." Protes Djaduk padanya. 

"Kamu kehilangan ceriamu karena menulis." 

"Sebaliknya, Rajendra. Aku bisa bercerita dan bersyukur karena menulis. Jika kamu melarang ku melakukannya dan memenuhi apa yang kamu inginkan, berarti kamu memiliki motif lain yang tidak kutahu. Siapakah sebenarnya dirimu," tegas Djaduk. Rajendra berdiri diam, mematung, tidak mampu menjawab. 

"Hari keempat mu di tempat ini, aku sangat bersyukur. Jika kamu tidak tahu tentang kehidupanku, maka ikutilah dan diam di tempat." 

Djaduk berangkat kerja tanpa sarapan terlebih dahulu, hanya mengganjal perutnya dengan roti selai. Hatinya masih kesal dengan Rajendra yang mulai sok tahu tentangnya. 

"Apa anak itu membaca buku-buku yang kutulis di rumah?" monolog Djaduk saat berkendara. Di balik helm retro hitam itu, Djaduk meneteskan air mata mengingat mimpi yang datang menerornya lagi bersamaan dengan kehadiran Rajendra. 

Hidupnya sudah mulai membaik, namun kedatangan Rajendra seperti bidadara yang tersesat dan turun ke bumi melalui tulisan Djaduk sebagai Te Heya, sangat mengejutkannya. Dia berusaha menerima hal yang tidak masuk akal itu. Namun, semakin hari, Rajendra semakin menunjukkan sikap yang aneh daripada sebelumnya. 

Di rumah, Rajendra tengah berdebat kembali dengan seseorang yang wajahnya hampir mirip dengannya, hanya saja dia berkumis tipis. 

"Mas!!" Terdengar suara perkelahian antara dua lelaki yang saling memanggil "Mas".  Apakah Rajendra memiliki alter ego?

Disini penulis menunjukkan bahwa sosok Rajendra memiliki alter ego.


Pada bab 9: penulis menunjuak alur cerita bahwa Djaduk pergi ke psikolog untuk menanyakan terkait hal umum.

"Saya turut berduka untuk Djaduk." 

"Ibu, saya juga ditinggalkan oleh seorang lelaki yang bersama saya selama kurang lebih 6 tahun. Tapi kematian memisahkan kami berdua. Saya masih memiliki banyak trauma, terutama karena saya pernah percaya pada sosok teman yang juga mengecewakan." 

"Tentu saja kamu akan menemukan pasangan baru yang lebih baik. Jangan lupa untuk menyembuhkan dirimu terlebih dahulu, ya..." 

"Tapi akhir-akhir ini saya merasa diteror kembali melalui mimpi oleh mereka, kecuali orang yang sudah tiada."

Temanya, selalu berusaha mensupprotnya akan tetapi apakah temanya baik? berikut ungkapan sang teman.

"Astaga, apakah kamu terkena sihir...?" 

"Enggak lah... ini mungkin hanya karena mimpi-mimpi saja."

"Tapi mimpi itu bisa menjadi tanda peringatan dari semesta, lho," serius Gantari menjawab. 

"Apa maksudmu?" 

"Artinya, orang-orang yang muncul dalam mimpimu mungkin memiliki tujuan lain terhadapmu, meskipun kamu tidak tahu itu. Tapi Tuhan dan semesta alam tahu. Biasanya, semesta akan memberikan bantuan melalui mimpi. Jadi, jangan mengabaikannya, tetaplah peka dan perhatikan dengan seksama. Pasti ada maksudnya. Ingatlah, di dunia ini tidak ada kebetulan." 

Apakah para pembaca sudah menemukan kejanggalanya?

Akibat ucapan sang teman Djaduk terbawa kembali ke masa lalunya, Djaduk ingin sembuh akan tetapi teman-temanya tak mendukung hal tersebut dan membawanya kembali pada hal yang sebelumnya telah ia kubur sama seperti ulah Rajendra.

Bab terakhir 10 :

Alter ego adalah, konsep dalam psikologi yang mengacu pada keberadaan dua kepribadian yang berbeda dalam satu individu. Alter ego sering kali muncul sebagai hasil dari perasaan atau identitas yang tersembunyi atau tersembunyi dari seseorang yang muncul dalam situasi tertentu. Ini bisa berarti bahwa individu tersebut memiliki karakteristik atau perilaku yang berbeda ketika mereka berada dalam keadaan atau peran yang berbeda. Alter ego dapat muncul sebagai mekanisme pertahanan atau sebagai cara untuk mengekspresikan sisi lain dari diri seseorang yang mungkin tidak terlihat atau diterima dalam kehidupan sehari-hari. 

"Rogo kang kajiret tresno... tinali tali ing jiwo. Gegandrung parasmu yaai, Djaduk Lintang Songo. Suara gending lelaki berkumis tipis." Rajendra, melanjutkan dialog dengan alter egonya. (Raga yang tengah jatuh cinta... mengikat tali di jiwa. Terangkai parasmu itu, Djaduk Lintang Songo).

Alter Ego milik Rajendra sudah mulai memerankan peranya setelah sekian hari di sembunyikan oleh penulis. Di sini penulis mulai menembak para pembaca dengan segala tanda tanyanya yang mana tak seperti konsep awal cerita. Apa tujuanya?

"Jika begitu, selesaikan misimu ini. Kamu hanya perlu memilih menyelesaikan misi dalam waktu 7 hari atau rahasiamu terbongkar dalam waktu dekat. Mereka yang dari kampung halamanmu sudah berbondong-bondong kemari. Aku mengkhawatirkanmu. Selamatkan dirimu dulu dan lakukan tugasmu di sini. Jangan jatuh cinta dengan wanita itu. Pikirkan baik-baik. Aku mengerti kamu berada di tempat yang salah dan tidak tahu jalannya, tapi pikirkan keselamatanmu dulu. Jika kamu masih hidup lama, setidaknya kamu masih bisa melihat wanita yang kamu cintai, walaupun dari kejauhan. Benar, bukan? Pikirkan lagi. Dahulukan dirimu dulu, soal cinta kita cari jalan keluarnya nanti. Jika dia juga mencintaimu, akan kembali. Jika tidak, setidaknya kamu masih bisa melihatnya sampai akhir hidupmu. Sama-sama menguntungkan, bukan? Jadi, laki-laki harus benar-benar laki-laki, bukan seperti sekarang yang tulalit." 

Apakah sudah tahu jawabanya? Apa tujuan dari penulis?

Di tunggu komentarnya di kolom komentar. Terimakasih sudah membaca review "Rajendra" bab 1-10 ini. Jika ingin belu bukunya dan masih ingin tahu ending ceritanya, beli di shoope. Linknya ada di bawah ini

https://shopee.co.id/Novel-Rajendra-i.368873361.25126537474
https://shopee.co.id/Novel-Rajendra-i.368873361.25126537474

Notebook-Rajendra
Notebook-Rajendra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun