Mohon tunggu...
Alvi AmaliaNur
Alvi AmaliaNur Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

https://instagram.com/al.writers_art_?igsh=NTc4MTIwNjQ2YQ==

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Teknologi Chat GPT untuk Pendidikan

30 April 2024   17:48 Diperbarui: 30 April 2024   17:50 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi Chat GPT Untuk Tantangan Dan Harapan Dalam Pendidikan di Indonesia.

Era baru ini saya yang mager lebih suka bertanya jawab dengan chatbot dibandingkan dengan orang. Bicara sama orang sekarang membosankan. Semua pada fokus sama goyang-goyang Tik Tok, berdebat hal yang gak perlu, bahkan makan di piring saja di perbincangkan. Teknologi AI mulai booming dan menjadi acuan utama setelah google karena jawabanya yang terkadang akurat dan sumber yang jelas. Daripada saya ngomong sendiri saat di kamar lebih baik saya buka Chat GPT . Berhubung saya juga penulis, maka saya membuat artikel pendidikan ini.

Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Di Indonesia, pendidikan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan menciptakan masyarakat yang berdaya saing. Namun, masih terdapat berbagai tantangan yang perlu dihadapi dalam upaya meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia. Artikel ini akan membahas lebih lanjut beberapa tantangan dan harapan dalam pendidikan di Indonesia. Artikel ini berkolaborasi dengan menggunakan Ai Chat Gpt.

Menurut saya sebagai penulis berpendapat bahwa, tantangan pendidikan terkait dengan aksesibilitas pendidikan di daerah pedesaan terpencil yang sulit dijangkau oleh pendidikan yang membuat kualitasnya terbatas. Keterbatasan inilah yang masih harus di perhatikan karena kualitas pengajaran sangat diperlukan dalam pendidikan. Di pedesaan terpencil juga masih kekurangan infrastruktur untuk menunjang proses belajar mengajar. Tantangan selanjutnya terkait kesenjangan antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan juga pendidikan pada si kaya dan si miskin. Keterbatasan tenaga kerja di perkotaan dengan pedesaan perbandinganya sangat jauh berbeda dikarenakan kurangnya motivasi guru dengan insentive yang diberikan kepada mereka. Tak luput juga saya sampaikan terkait keterlibatan orang tua siswa dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka juga menjadi salah satu tantangan yang perlu diatasi. Tantangan yang terakhir adalah teknologi. Pengintegrasian teknologi dalam pendidikan masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia, sehingga ada kesenjangan digital dalam akses dan pemanfaatan teknologi untuk pendidikan. 

Penulis bertanya, apakah disini kualitas guru juga mempengaruhi pendidikan di Indonesia? Jawabannya adalah ya. Chat GPT menyampaikan bahwa pembelajaran efektif berawal dari guru yang berkualitas dalam menyampaikan mata pelajaran guna memotivasi siswa. Guru jugalah yang memiliki peran penting membentuk karakter siswa. Guru yang berkualitas mampu mengimplementasikan kurikulum dengan baik sesuai kebutuhan dan perkembangan siswa. Lalu, bagaimana dengan kualitas guru heterogen? Guru heterogen menjadi salah satu satu tantangan dalam sistem pendidikan ketika kualitas guru bervariasi secara signifikan. Hal ini dapat mengakibatkan beberapa dampak antaranya; Kesenjangan prestasi, konsistensi pengajaran, tidak meratanya peningkatan kualitas siswa, dan pemenuhan kebutuhan siswa. Tantangan lainya juga tak luput dari kurikulum yang ada di Indonesia saat ini belum menyesuaikan zaman. Adanya perubahan teknologi mengubah pula cara kita dalam bekerja, berkomunikasi, bahkan dalam belajar mengajar. Pendidikan perlu mencerminkan pengguna teknologi yang semakin berkembang untuk mempersiapkan para siswa menghadapi dunia yang didominasi teknologi. Beberapa alasan lain mengapa kurikulum pendidikan perlu mengikuti zaman diantarannya; Tuntutan dunia kerja, pemahaman tentang isu global, dan perkembangan kerativitas juga inovasi. Kurikulum di Indonesia saat ini masih memiliki kekurangan meliputi : 

  • Kurangnya keterampilan praktis,

  • Kurangnya integrasi teknologi,

  • Ketidakseimbangan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan

  • Tidak meratanya akses serta kualitas,

  • Kurangnya relevansi dengan kebutuhan masyarakat,

  • Evaluasi yang terlalu bergantung pada ujian.

Menurut kami, beberapa upaya sebenarnya dapat dilakukan jika pemerintah di Indonesia dapat menyadari tantangan-tantangan ini. Penulis akan menjelaskan beberapa upaya yang mungkin bisa dijadikan sebagai referensi, antaranya mengatasi permasalahan pada tantangan pertama yaitu, aksesibilitas pendidikan di pedesaan terpencil dan infrastruktur yang belum terpenuhi serta kualitas guru yang perlu diperbaiki. Setelah menyadari tantangan awal kita akan lebih mudah lanjut naik ke tahap selanjutnya. Solusi melalui infrastruktur, program beasiswa dan bantuan pendidikan yang menyeluruh jangan setengah-setengah karena masih banyak siswa putus sekolah karena biaya bahkan makan pun sebagian kepala keluarga ada yang kesulitan ini terkait si kaya dan si miskin yang juga akan berdampak pada program belajar mengajar. Selanjutnya solusi dalam rekrutmen dan pelatihan guru, pemanfaatan teknologi yang bijaksana, integrasi teknologi, peninjauan dan pembaharuan berkala, lalu solusi dalam pengembangan keterampilan 21 abad, fleksibilitas dan diferensiasi, pendidikan karakter yang dapat menanggulangi adanya bullying dan kesenjangan lainya. Solusi terakhir dengan inklusivitas serta kolaborasi dengan stakeholder. Beberapa solusi diatas hanya bagian dari harapan kita atau mungkin juga suara masyarakat yang belum bisa tersampaikan. Mungkin dari para pembaca dapat menambahkan beberapa solusi lainya yang belum tersampaikan dalam artikel ini.

Dampak positif  apa saja yang akan dicapai jika beberapa tantangan dapat diselesaikan baik dari sisi aksesibilitas pendidikan, baik dari sisi guru yang berkualitas, atau kurikulum yaitu; 

  • Meningkatkan daya saing bangsa

  • Peningkatan kesempatan kerja

  • Peningkatan kesejahteraan masyarakat

  • Peningkatan inovasi, dan produktivitas

  • Membentuk masyarakat yang berbudaya serta beretika

Dengan demikian, investasi dalam meningkatkan sumber daya manusia, terutama melalui pendidikan berkualitas menjadi kunci memajukan suatu bangsa, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 

Kesimpulanya, pendidikan di Indonesia memang dihadapkan dengan berbagai tantangan pendidikan tetapi dengan upaya-upaya yang tepat dan berkelanjutan, terdapat harapan besar untuk perbaikan. Dengan meningkatkan aksesibilitas pendidikan, mengembangakan profesionalisme guru, dan menyempurnakan kurikulum, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan berkualitas. Semua anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang setara juga berkualitas, karena pendidikan yang baik adalah, kunci membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini. Dengan memperbaiki pendidikan kita juga dapat membuka pintu untuk lebih banyak kesempatan kerja serta kemajuan bagi individu juga masyarakat secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun