Mohon tunggu...
Ian Alfian
Ian Alfian Mohon Tunggu... lainnya -

pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mogok Nasional

30 Oktober 2013   17:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:49 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini darah itu tumpah lagi air mata itu berderai lagi Keringat itu mengucur lagi Bendera itu berkibar lagi Langkah-langkah itu berderap lagi Tangan-tangan itu mengepal lagi Hari ini kita berdiri pada satu pijakan bertanya pada saudara ''mengapa kita di suruh sedang kita tak boleh mengadu.!?'' ''mengapa kita di tuntut sedang kita tak boleh meminta.!?'' ''mengapa kita di peras sedang kita kelaparan'.!?' ''mengapa kita diam sedang kita di curangi.!!'' Maka hari ini kita melangkah di bawah langit merkuri Melesatkan ketapel-ketapel api Menggoyangkan gerbang-gerbang kapitalis Menuntuk hak-hak kita Bukan meminta belas kasih dari saudara Namun lantas saudara menghindar Tapi tangan kami terus mengepal.! Mengepungmu.! Mengepung hari-hari mu.! Foto.pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun