Mohon tunggu...
Alves P
Alves P Mohon Tunggu... -

Berpikirkan yang besar, tapi tetap menikmati kesenangan yang kecil >>>

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketegaran Gadis Kecil yang Ditinggal Ayahnya

23 Maret 2016   10:58 Diperbarui: 23 Maret 2016   11:12 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="image 01/dokpri"][/caption]

Aku menatap gadis kecil berumur Lima tahun yang berdiri di depanku. Bola matanya yang indah memancarkan sebuah semangat. Astaga! Senyumannya manis sekali ketika dia tersenyum padaku. Sepasang lesung pipi menghiasi wajahnya. Laksana pelangi yang menghiasai langit hujan.

Suaraku sepertinya tertahan di tenggorokan. Tak mampu mengatakan apapun. Air mataku pun berhasil jatuh. Aku mengagumi ketegarannya. Sebuah ketabahan dan ketegaran yang luar biasa di antara keterbatasan yang dimilikinya. Dia adalah seorang bocah kecil putri dari Letkol Anumerta Faqih Rasyid, salah satu perwira yang ikut jadi korban kecelakaan Helly yang sedang melaksanakan tugas negara. Cinta namanya bocah itu. Dia memperhatikan sekeliling sambil melihat jenazah almarhum yang dijaga oleh prajurit. Dengan perlahan dia menghampiri foto almarhum yang diletakkan di depan jenazah.

Diusapnya foto itu dengan lembut, Cinta si bocah kecil mencium foto almarhum sambil sesekali mengusap air matanya. Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan, seorang anak kecil yang baru berumur lima tahun ditinggal ayahnya yang gugur dalam melaksanakan tugas negara. Kita tahu semua, bagi seorang prajurit tugas adalah segala-galanya. Rupanya hal ini juga dipahami oleh puteri kecil ini walaupun dia tidak tahu semuanya , tetapi dia sering mendengarkan ayahnya semasa masih hidup mengucapkan kata-kata itu. Sungguh sesuatu yang sangat luar biasa.

Akupun tidak bisa menahan air mata untuk tidak jatuh. Aku juga melihat tetesan air mata orang-orang di sekeliling yang memperhatikan kejadian itu. Aku tidak bisa membayangkan kalau seandainya aku yang mengalami apa yang dialaminya. Apakah aku mampu untuk menjalaninya. Namun gadis manis ini tetap tabah dan optimis meski dia sendiri tidak tahu arti optimis itu apa.

Dibalik itu semua kita bisa mengambil hikmah bahwa segala sesuatu akan kembali kepada yang Maha Kuasa. Dan kita semua berdoa semoga arwah para pahlawan kusuma bangsa yang gugur dalam melaksanakan tugas negara diterima dan mendapatkan tempat yang layak di sisiNya serta keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun