Nah kembali ke masalah Khmer tadi, yang aneh adalah Jawa melakukan serangan ke Khmer pastilah melalui jalur laut (Jaman itu belum ada pesawat) dan dipastikan melewati wilayah territorial dari Sriwijaya atau bahkan Malayu, tetapi kenapa tidak terjadi perseteruan dan bahkan catatan di masa itu tidak ada (Era sebelum Balaputradewa). Â Dan bahkan catatan-catatan tentang Sriwijaya pada masa ini bisa dikatakan Vakum hingga datangnya Balaputradewa dari Jawa ke Bhumi Sriwijaya pada abad 8 dan menjadi Maharaja.
Kemudian dengan ditemukannya sebuah prasasti di Bawang Lampung berangka 919 Saka atau 997 Masehi dengan bahasa dan aksara Jawa kuno dan penyebutan sebuah wilayah yakni Hujung Langit. Â Kata Hujung menimbulkan kecurigaan bahwa dahulu wilayah ini kemungkinan perluasan kekuasaan Medang dikarenakan penggunaan Kata Hujung lebih banyak ditemukan di Jawa yakni, Hujung ( Prasasti Sarangan 851 Saka/929 Masehi).
Kemudian Banyaknya bangunan Monumental yang berada di wilayah dekat Ibukota Medang sangat Megah. Tercatat Borobudur,Prambanan,Boko,Gedong songo, Dieng,dll. Bahkan jikapun Majapahit mengandalkan Brahu pun bisa dikatakan itu merupakan eks era Medang jaman sindok yg dipugar ulang. Kenapa? Adanya temuan prasasti di areal Brahu pd th 900an Masehi yg bernama Prasasti Alasantan yang jelas menyebutkan WARAHU. Dari sini bisa diartikan bahwa sebuah kerajaan besar pastilah meninggalkan peninggalan-peninggalan yang besar pula.
CMIWW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H