Mohon tunggu...
Aksara Matahari
Aksara Matahari Mohon Tunggu... Model - Manusia

Hanyalah seorang manusia yang mencoba melestarikan Budaya Leluhur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ekspansi Medang Ke Asia Tenggara

21 November 2016   02:03 Diperbarui: 22 November 2016   23:07 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Medang atau Mataram kuno merupakan salah satu kerajaan yang besar, namun tidak banyak peneliti yang meneliti tentang Medang ini sehingga kebesarannya tidak terlihat. Akhir-akhir ini data-data baik lisan maupun tertulis tentang Medang mulai bermunculan dan sedikit demi sedikit telah menguak misteri tentang Medang yang lama telah terkubur. 

Munculnya Laguna Inscription di Piliphina dimana jelas sekali adanya penyebutan Medang  telah membuka mata para peneliti untuk lebih gencar menguak sejarah Medang yang telah menunggu untuk dibuka lebih jauh. Ekspansi Medang ke Asia Tenggara telah memberikan efek traumatis kepada daerah tertentu di kawasan sekitar kamboja dan vietnam selatan akibat serangan dari Medang. Bahkan efek itu telah masuk lebih mendalam dalam kehidupan sehari-hari pada para orang tua ketika mendapati anak-anak mereka nakal mengatakan: "JANGAN NAKAL ATAU MANUSIA JAWA AKAN MENCULIK DAN MEMAKANMU".Oke kembali ke topik tentang penyerbuan armada Jawa ke wilayah Asia Tenggara khususnya Khmer (Kamboja) dan Champa (Vietnam) terjadi pada mass pemerintahan Raja Rakai Panangkaran (746 - 784 M) dengan julukan Sri Vairivaraviramarthana atau "Pembunuh musuh-musuh yang gagah berani". 

Julukan ini disebutkan dalam prasasti Kelurak tahun 782 M. Jadi, ketika armada Jawa berhasil mengalahkan kerajaan Chen La, mereka menawan seorang pangeran muda dan membawanya ke Jawa. Pada masa pemerintahan Rakai Panaraban (784 - 803 M), sang pangeran muda ini yang kemudian lebih dikenal dengan nama Jayavarman II dipulangkan ke kerajaan asalnya di Kamboja.

Oleh karena itu di dalam prasasti Sdok Kak Thom tahun 1052 M, dinyatakan bahwa tahun 802 beliau datang dari Jawa untuk melaksanakan upacara melepaskan diri dari pengaruh  Jawa dan menjadi raja pelindung dunia bagi kerajaan barunya, Khmer. Intinya upacara kemerdekaaan. Pada kesempatan itu juga didirikan patung dewa yang adalah perwujudan dirinya (dewaraja). 

Ternyata Raja Jayavarman II ini tidak melupakan kebiasaan yang terjadi di Jawa, yaitu mendirikan patung Dewa yang menjadi sesembahannya sebagai wujud raja.. Ingatan tentang sejarah ini masih berlangsung hingga ke abad 20. Raja Norodom Sihanouk dari Kamboja telah diangkat dengan ritual chakravatin pada 25 april 1941 usai memerdekakan diri dari perancis mirip dengan kisah Jayavarman II saat memerdekakan bangsanya dari Jawa 11 abad sebelumnya.

Namun Norodom Sihanouk benar-benar mencontoh tabiat Pemberontak Jayavarman II dan akhirnya membawa kamboja merdeka pada 9 november 1953. Norodom Sihanoukpun menjadi Pahlawan besar Kamboja dan disandingkan dengan pendahulunya, Jayavarman II yang memerdekakan diri dari Jawa.

 

#DemiKejayaanNusantara

sumber : 

- Phompehn Post

-History of Kamboja

-Wikipedia: Khmer Empire

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun