Mohon tunggu...
Aksara Matahari
Aksara Matahari Mohon Tunggu... Model - Manusia

Hanyalah seorang manusia yang mencoba melestarikan Budaya Leluhur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misteri Relief Karmawibhangga

18 November 2016   02:52 Diperbarui: 18 November 2016   03:46 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian Relief Karmawibhangga ada di Museum Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)



Sebagai candi terbesar, tentu saja banyak fakta dan misteri menarik tentang Candi Borobudur. Beberapa misteri belum terungkap sampai sekarang, di antaranya persoalan relief Karmawibhangga. Saat ini relief tersebut memang tidak bisa dilihat secara langsung. Lokasi relief ini dikenal sebagai 'kaki tertutup' Candi Borobudur.

Adanya relief Karmawibhangga diketahui secara tidak disengaja pada 1885. Saat itu Yzerman tengah melakukan penyelidikan. Tiba-tiba ketika sedang membongkar batuan pada salah satu sudut di bagian bawah, Yzerman mendapatkan relief-relief 'aneh'. Itulah yang dikenal sebagai kaki candi asli. Selama ratusan tahun kaki candi asli tertutup oleh batuan kaki candi yang sekarang.

Dari 160 panel relief, 35 panel memiliki inskripsi yang tertera jelas. Selebihnya mungkin sudah dihapus oleh si pemahat. Inskripsi itu ditulis dalam aksara Jawa Kuna dan berbahasa Sansekerta, salah satu bunyinya virupa (wajah buruk). Di bawah tulisan memang teramati ukiran sejumlah manusia yang digambarkan berwajah buruk. Mereka sedang merenung menyesali perbuatan mereka sebelumnya yang menyebabkan terjadinya 'hukum karma'. Inskripsi lain bertuliskan abhidhya (suasana tidak menyenangkan), vyapada (keinginan buruk), dan mitthyadrsti (perbuatan palsu).

Kemungkinan, inskripsi-inskripsi pendek itu tidak dipahat oleh satu orang. Berdasarkan pengamatan terhadap bentuk inskripsi, menurut N.J. Krom, paling tidak ada tiga jenis tulisan yang dibuat oleh tiga orang berlainan. Bahkan dari keseluruhan panel, tercermin adanya puluhan gaya pemahatan yang berbeda.

Inskripsi pendek itu kemudian dimanfaatkan untuk meneliti garis besar cara pembuatan candi. Para pakar meyakini pengerjaan dekorasi, seperti hiasan dan relief, dimulai dari bagian puncak bangunan terus ke bawah. Itu sebabnya ukiran dan pahatan relief pada bagian atas Borobudur tampak dikerjakan dengan sempurna. Sementara pada relief Karmawibhangga masih agak 'amburadul'.Mungkin itu pula sebabnya pada relief-relief di bagian atas bangunan tidak ditemukan inskripsi tentang pedoman pemahatan.

Inskripsi pendek itu ternyata dianggap bermanfaat untuk memperkirakan saat pembangunan Borobudur. Berdasarkan perbandingan dengan huruf-huruf Jawa Kuna yang digunakan dalam prasasti-prasasti berangka tahun, maka para pakar menduga bahwa inskripsi itu mirip sekali dengan prasasti-prasasti dari masa akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9 Masehi. Pada saat-saat itulah rupanya Borobudur dibangun.

Sampai kini masih misteri mengapa panel-panel itu ditutup oleh 'kaki tambahan'. Ada dugaan, panel-panel itu terlalu tabu untuk diperlihatkan kepada khalayak. Betapa tidak, pada salah satu panel tergambar adegan aborsi dan pada panel lain tampak beberapa figur sedang direbus hidup-hidup.

Dugaan lain, pada saat proses pemahatan mencapai sisi timur laut, muncul persoalan serius dalam teknis bangunan. Ini memaksa para perencana bangunan untuk mengorbankan kaki candi yang sedang dipahat itu, lantas menutupnya. Setelah dikalkulasi, banyaknya batu tambahan tidak kurang dari 13.000 meter kubik. Mungkin sekali lantai batu tambahan diperlukan untuk menguatkan konstruksi bangunan yang sudah memperlihatkan tanda-tanda keruntuhan.

#DemiKejayaanNusantara

Sebagian Gambar Relief Karmawibhangga

Sebagian Relief Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ada di Museum Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ada di Museum Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ada di Museum Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ada di Museum Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ada di Museum Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)
Sebagian Relief Karmawibhangga ada di Museum Karmawibhangga ( Dok: saya sendiri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun