Wilayah pertanian di Jawa Timur selain memiliki sungai yang besar dan dalam sehingga menguntungkan untuk kegiatan perdagangan, wilayah Jawa Timur juga memiliki dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan untuk kegiatan penanaman padi secara besar-besaran. Wilayah sekitar lembah Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas merupakan wilayah pertanian yang sangat subur.
Sejak pada tahun 928 M pemusatan penduduk berpindah ke wilayah Jawa Timur, khususnya di sebelah timur Sungai Brantas. Jawa Timur dengan wilayah dataran yang luas dan subur sehingga menghasilkan banyak beras. Beras dari Jawa Timur dibawa ke Sulawesi hingga Maluku. Rakyat di daerah pesisir Jawa Timur juga merupakan kaum pelaut yang ulung, sehingga menjelajahi laut-laut Indonesia dan mengadakan perdagangan sampai Semenanjung Malaysia sampai Tiongkok.
Sejarawan B. Schrieke berpendapat yang menjadi penyebab kenapa pemerintahan Kerajaan Medang Jawa Tengah pindah ke Jawa Timur adalah karena rakyat Jawa Tengah merasa menanggung beban yang amat berat karena diharuskan membangun monumen-monumen keagamaan yang besar seperti Candi Borobudur yang menghabiskan seluruh kejayaan kerajaan waktu itu yang sedang jaya-jayanya.
Pembangunan monumen-monumen keagamaan yang megah dan mewah sangat membebani dan menyita banyak tenaga dari rakyat Mataram Hindu Jawa Tengah sehingga rakyat meninggalkan pekerjaan seperti bertani, berdagang dan aktivitas yang lainnya sehingga terjadilah migrasi massal ke Jawa Timur. Schrieke, selain itu juga mengatakan bahwa di wilayah Jawa Timur terdapat daya tarik delta Sungai Bengawan Solo dan lembah Sungai Brantas yang diduga memiliki daya tarik dari segi ekonomi, khususnya sebagai pintu gerbang perdagangan internasional.
R. Soekmono mengemukakan bawa pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi, rakyat Medang mengalami berbagai kesulitan. Kekuasaan Sanjaya dan Syailendra di Jawa Tengah yang banyak menghasilkan bangunan-bangunan suci keagamaan yang serba megah dan mewah, tetapi sebaliknya sangat melemahkan tenaga rakyat dan penghasilan pertanian. Usaha mengutamakan kebesaran raja dengan membangun bangunan keagamaan berakibat menekan kehidupan rakyat.
Baca juga: Prasasti Rukam Ungkap Situs Liyangan Bagian Kerajaan Medang atau Mataram Kuno
Paul Michel Munoz mengatakan bahwa kekuasaan Kerajaan Medang Jawa Tengah pindah ke Jawa Timur karena keperluan untuk menemukan suatu wilayah yang baru karena kondisi kehidupan di Jawa Tengah semakin memburuk karena kehidupan ekonomi merosot yang disebabkan juga meningkatnya aktivitas vulkanik gunung berapi.Â
Perdagangan dan pertanian di Jawa Timur memberi banyak keuntungan dan kemakmuran masyarakat Kerajaan Medang, oleh karena itu maka Kerajaan Medang Jawa Tengah sedikit demi sedikit dipindahkan ke Jawa Timur.Â
Perpindahan itu mulai pada masa pemerintahan Raja Wawa, sesudah Raja Wawa yang menggantikan menjadi raja di Kerajaan Medang Jawa Tengah ialah Mpu Sindok, yang dulunya merupakan mahapatih di era Raja Wawa. Pada masa kekuasaan Mpu Sindok tahun 929 M pemerintahan Kerajaan Medang Jawa Tengah sudah seluruhnya di pindah ke Jawa Timur yaitu di Jawa Timur.
- Marwadi Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, op. cit
- Ibid.,hlm. 100-101.Â
- Soeroto, Mataram 1(Bandung: Sanggabuwana, 1975.
- Supratikno Rahardjo, Peradaban Jawa Dari Mataram Kuno sampai Majapahit Akhir(Jakarta: Komunitas Bambu, 2011)
- http://kabepiilampungcom.wordpress.com/2010/11/06/letusan-merapi-1006-menyebabkan-kerajaan-mataram-hindu-pindah/. Diakses pada (25 Juni 2012, Jam 03.00).Â
- Paul Michel Munoz, Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia(Yogyakarta: Mitra Abadi, 2009)
- Harmadi, S.W. Warsito, op. cit.
- Supratikno Rahardjo, op. cit
- R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2(Yogyakarta: Kanisius, 1973)
- Paul Michel Munoz, op. cit
- Soeroto, op. cit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H