Kemarin pemerintah mencanangkan subsidi kendaraan bagi yang mau membeli kendaraan listrik, akan tetapi belum tahu sampai kapan subsidi tersebut berlaku, mungkin ada batasnya.
Selain kendaraan pemerintah juga harus menata infrastrukturnya juga, seperti halnya membangun stasiun pengisian baterainya juga, jangan sampai ada kendaraan listrik tapi bingung tempat pengisiannya.
Selain itu harus juga ada penyesuaian mengenai komponen kendaraan yang berada di Indonesia tentu akan berbeda dengan mobil yang berada di Eropa maupun Amerika yang memiliki empat musim pertahun.
Dengan iklim tropis, Indonesia hanya memiliki dua musim saja, yaitu musim panas dan musim penghujan. Mungkin musim panasnya tidak terlalu berdampak, di sisi lain ketika mulai masuk musim penghujan banyak sekali jalanan akan becek, bahkan beberapa wilayah tidak hanya becek oleh lumpur, aspal-aspal yang bolong juga banyak bisa mengakibatkan air masuk ke dalam mesin mobil.
Sudah ada beberapa pihak asuransi yang sudah siap mengcover pembelian mobil listrik tersebut, tinggal menggencarkan promosi sehingga bisa lebih dikenal oleh masyarakat.
Promosi tersebut bisa melalui sosial media seperti Youtube, TikTok, Facebook, dan jejaring lainnya. Selain itu juga perlu pula untuk berpromosi lewat televisi yang dinilai masih powerfull.
Yang menjadi pertanyaan, apakah masyarakat Indonesia mau untuk merubah kendaraannya ke kendaraan listrik yang memiliki emisi nol?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H