Mohon tunggu...
Achsinul Arfin
Achsinul Arfin Mohon Tunggu... Freelancer - Suka membaca dan menulis

Suka menulis, baca buku, review buku, serta semangat belajar dalam hal literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Babak Baru Meikarta yang Kurang Memuaskan

20 Desember 2022   11:11 Diperbarui: 20 Desember 2022   11:22 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: cnnindonesia.com

Permasalahan Meikarta kembali masuk ke babak baru, di mana para konsumen yang telah membeli unit apartemen telah bertemu dengan pihak Bank Nobu selaku bank tempat konsumen membayarkan cicilan.

Dari pertemuan tersebut terjadi kesepakatan bahwa nantinya Bank Nobu akan membantu para pembeli unit untuk menjualkan apartemen yang telah mereka beli.

Pengacara dari konsumen pun juga kurang menyetujui kesepakatan tersebut, pasalnya unit yang dijanjikan harusnya sudah selesai tahun 2019 sampai sekarang masih belum ada wujudnya sama sekali, jika memang membantu menjualkan harusnya sudah berupa wujud apartemen.

Menurut Kuasa hukum Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta (PKPKM), pihak Bank Nobu masih menyurati para konsumen yang telat membayar cicilan apartemen, atau bahkan mereka yang berhenti membayar cicilan apartemennya.

Entah faktor apa yang menyebabkan pembangunan Meikarta tersebut menjadi begitu lambat sehingga merugikan para pembeli, yang harusnya sudah bisa menempati hunian akan tetapi impiannya terlanjur dihempaskan dan tidak sesuai angan-angan.

Di pemberitaan yang tersebar sebelumnya pembangunan Meikarta akan tetap berlanjut, dan serah terima apartemen akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2027, masih lima tahun ke depan.

***

Pembangunan Meikarta sepertinya memang tidak bisa dipercepat dengan ribuan apartemen. Dulunya para konsumen tertarik dengan apartemen tersebut karena blow up iklan yang menghujani mereka sehingga menjadi tergiur dengan janji-janji manis dan kemudahan yang diberikan.

Kemudahan tersebut seperti tempat olahraga yang dekat, lokasi fitnes, dan fasilitas lain sehingga menjadikan kepincut.

Dari sini kita dapat sebuah pembelajaran apabila membeli perumahan atau apartemen hendaknya sudah pasti di mana letaknya, dan mengetahui perkembangan pembangunan dari awal sehingga bisa menyaksikan secara langsung setiap kemajuan.

Menurut pendapat saya, Bank Nobu sudah tidak bisa menambahkan personil untuk mempercepat pembangunan sehingga menjadi molor dalam pembangunan, sehingga seluruh prediksi mimpi indah akan hunian masa depan menjadi pupus.

Atau jangan-jangan hal tersebut justru malah disengaja sehingga orang-orang yang tidak sabar menunggu apartemennya selesai menuntut Bank Nobu, dan pilihan terakhir mereka mau menjualkan apartemen. Tentu apartemennya tersebut akan bernilai lebih tinggi.

Memang tidak dipungkiri dalam proyek Meikarta tersebut memerlukan dana yang tidak sedikit untuk membangun hingga selesai.

Adalah hal yang sangat lumrah apabila orang-orang yang telah memesan apartemen khawatir akan proyeknya menjadi terbengkalai, karena pasti tidak sedikit juga dana yang mereka keluarkan di setiap bulan untuk membayar cicilan yang belum ada bentuk fisiknya.

Harusnya Bank Nobu juga mempertemukan dengan pihak asuransi pembangunan jika ada kegagalan atau terdapat sesuatu yang tidak diinginkan akan ada pihak penjamin, sehingga bisa lebih meredam konflik dari kedua belah pihak.

Di sisi lain ada seseorang yang mengupload Meikarta bahwa sebagian bangunan telah selesai dibangun, beberapa keluarga pun juga sudah menghuni dengan tenang, dan mengatakan bahwa berita tentang Meikarta yang terpampang di media online tersebut sebenarnya terlalu dilebih-lebihkan.

Diakui ataupun tidak, keterlambatan pembangunan Meikarta tersebut membawa dampak buruk di setiap langkah pembangunannya, sehingga apabila ada mega proyek yang serupa, masyarakat menjadi lebih skeptis untuk membeli apartemen yang masih dalam bentuk blueprint atau sebatas gambar di brosur saja.

***

Andaikan Meikarta sudah selesai tentu saja akan membawa dampak yang baik bagi masyarakat, gaya hidup modern pun juga lebih terlihat. Meikarta adalah salah satu contoh role model gaya kekinian dengan tinggal di apartemen.

Memang ada baiknya ketika apartemen dibangun, karena bisa menampung banyak masyarakat dengan rumah yang lebih tersusun rapi, daripada harus membuat rumah-rumah di daerah kumuh padat penduduk.

Biasanya pemilik apartemen ada juga yang menyewakan dengan harga yang lebih terjangkau daripada harus membeli. harga tersebut tergantung fasilitas yang disediakan oleh pemilik, jika di dalam kamar full dengan fasilitas perabot bahan mewah tentunya harganya pun juga akan lebih mahal.

Jika memang kehidupan kota terlalu berat, masyarakat pun bisa beralih pindah di daerah pedesaan yang memiliki tanah lebih luas dan juga untuk menyewa rumah dengan harga lebih terjangkau, sebab banyak juga masyarakat desa yang berbondong-bondong kerja di kota sehingga rumah warisan dari orang tua atau kerabat banyak yang terbengkalai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun