Mohon tunggu...
Alvan Khoyroni
Alvan Khoyroni Mohon Tunggu... Konsultan - Laki laki

Masih perjaka dan berdomisili dipondok

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Musik Patrol di Kabupaten Jember

22 April 2021   13:54 Diperbarui: 22 April 2021   13:58 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Jember adalah salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur terletak di bagian ujung timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lumajang, Probolinggo, Banyuwangi, dan Bondowoso. Kabupaten Jember terkenal dengan potensi wisata alamnya dan fashion carnivalnya yang mendunia. Tak kalah menariknya, Kabupaten Jember juga memiliki potensi kesenian yang beragam serta hidup dan berkembang seperti Musik Patrol, Can Macanan Kaddu', Wayang Kulit, Jaranan, Campursari, Reyog Ponorogo, Janger, Gambus, Hadrah, Kentrung, dan Ludruk. Kesenian ini hadir di Kabupaten Jember didukung dari beragam etnis masyarakat yang tinggal di Kabupaten Jember. Masyarakat Kabupaten Jember mayoritas penduduknya dari kalangan etnis Jawa dan etnis Madura, namun juga terdapat etnis lain seperti Arab, Tionghoa, dan Osing. Etnis yang beragam menjadikan Kabupaten Jember kaya akan potensi kesenian, mereka berkembang dengan keseniannya masingmasing dan saling menghargai antara satu sama lain.

Kesenian budaya yang sering muncul dan menjadi keunikan tersendiri di kabupaten jember pada saat bulan suci ramadhan adalah musik patrol. Di keheningan bulan puasa akan terdengarlah alunan syahdu musik kayu ditabuh oleh pemuda dan anak anak keliling dari desa ke desa untuk membangunkan orang yang akan melaksanakan sahur. Selain membangunkan warga untuk sahur, kegiatan itu juga untuk melestarikan kesenian musik patrol di kalangan remaja dan juga menjaga keamanan kampung.
Kegiatan bermain musik patrol dini hari terus dilakukan selama Ramadan.

Alat musik ini terbuat dari kayu nangka pilihan untuk mendapatkan suara yang diinginkan. Berawal dari tradisi yang bernama 'kothekan' (memukul-mukul kayu dan kentongan untuk membuat bebunyian), alat ini kemudian dinamakan musik kendang patrol dan sudah ada secara turun temurun di masyarakat Jember. Saat ini musik kendang patrol tidak hanya menjadi musik hiburan untuk masyarakat dan wisatawan, namun juga ditampilkan pada acara-acara resmi dan karnaval.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun