Hal menarik lainnya dari hostel ini adalah ia bersebelahan dengan toko pizza bergaya New York yang tipis. Surprisingly it's delicious and cheap! Saya mencoba New York cheese pizza dan rasanya cukup berbeda dari pizza yang sudah diindonesiakan. Selain itu, saat saya mengambil tap water di lantai 1, salah satu staf bertanya ke saya, "How can I help you?"(Lalu saya ge-er dikira bule hehe), lalu saya bilang kalau saya hanya melihat-lihat. Saat itu saya melihat ada 2 turis wanita dari luar negeri yang duduk di pantri. Lalu ada seorang wanita muda yang menghampiri mereka dan berbincang (ya, saya mendengarkan). Ternyata wanita muda itu adalah pemilik hostel ini. Dia sangat ramah menyapa dan menyambut para pengunjung. Saat saya makan pizza pun, wanita muda ini ada di sana. Asumsi saya, dia juga adalah pemilik resto pizza ini. Saat saya selesai makan, koki menghampiri saya dan bertanya, "Enak tidak kak pizzanya?". Lalu saya jawab dengan antusias, "Mantap pak!". Saat saya hendak keluar, salah satu staf hostel mengambil seloyang pizza dan berkata, "Kak tamu hostel kan? Kami ada acara buka bersama, silakan bergabung di lantai 1 ya nanti ada pizza gratis." Wah, saya belum beruntung mendapatkan 1 potong pizza gratis karena saya sudah ada janji bertemu dengan teman di kawasan Kota Tua sebelum jam buka puasa.Â
Secara keseluruhan, saya sangat menikmati pengalaman menginap saya di Wonderloft hostel. Hal positif lain yang berkesan adalah, tamu pengunjung di sini sangat menjunjung kerapian dan kebersihan. Di dalam kamar, tidak ada yang berisik dan semuanya sopan dengan berusaha tidak menimbulkan suara. Tidak ada sampah berserakan dan tidak ada bau yang kurang sedap. Dengan harga mulai dari Rp100.000,00 saya rasa sangat layak untuk mencoba hostel ini setidaknya sekali seumur hidup.Â
Akhirnya, "we only regret the vacations we didn't take".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H