Yang Terlupa
Sri Mulyani dinasihati ortunya,
“Di balik kekuasaan ada risiko!”
Sri menyebutnya, responsibility
Mirip nasihat uncle Ben Parker
Kepada ponakannya, Peter Spiderman,
“Seiring kekuatan yang besar,
Diiringi tanggung jawab yang besar!”
Sri mendunia, Spidey sembunyi
Nah lho, Emil mau bikin tol air
Jadi gak banjir tuh jalan
Nah lho, Risma mau obrak-abrik birokrasi
Jadi gak ribed tuh katepe elektronik
Nah lho, jika abdi Negara sejati alias abadi mau
Jadi gak minta naik gaji biar gak korupsi
Jadi gak minta mobil baru biar napak tilas
Jadi gak pidato JF Kennedy,
“Apa yang bisa kamu berikan buat Negara?”
Karena lu sendiri kagak beri teladan!
(Biasanya aji mumpung dan tak lama menyesal
Kemudian wara-wiri, kita sebut: barisan sakit hati
Lalu jadi oposisi. Begitulah demokrasi,
Kita sebut: lingkaran setan
Ternyata karib, padahal musuh yang nyata!)
Begitulah yang terlupa, risiko, Nak
bdg, 20160930, 12.42.
c.q. Sri Menkeu II Jokowi-JK @Kompas TV, 29/9, 19-an.
n.b. ‘puisi’ ini pernah dikirim ke grup Facebook “Proisi”
Nak
Nak, dengarlah bicara Bapakmu
Yang kenyang akan hidup terang dan redup
Letakkan dahulu mainan itu
Duduk dekat Bapak sabar mendengar
Kau Anak harapanku yang lahir di zaman gersang
Segala sesuatu ada harga karena uang
Kau Anak dambaanku yang besar di kancah perang
Kauharus kuat, yakin pasti menang
Sekolah-lah biasa saja
Jangan pintar-pintar percuma
Latihlah bibirmu agar pandai berkicau
Sebab mereka sangat perlu kicau yang merdu
Sekolah buatmu hanya perlu untuk titel
Peduli titel didapat atau titel mukjizat
Sekolah buatmu hanya perlu untuk gengsi
Agar mudah bergaul tentu banyak relasi
Jadi penjilat yang paling tepat
Karirmu cepat uang tentu dapat
Jadilah Durno jangan jadi Bimo
Sebab seorang Dorna punya lidah sejuta
Hidup sudah susah jangan dibikin susah
Cari saja senang walau banyak utang
Munafik sedikit jangan terlalu jujur
Sebab orang jujur hanya ada di komik
Pilihlah jalan yang mulus tak banyak batu
Sebab batu-batu bikin jalanmu terhambat
Pilihlah jalan yang bagus tak ada paku
Sebab paku itu sadis apalagi yang berkarat
Jadilah kancil jangan buaya
Sebab seekor kancil sadar akan bahaya
Jadilah bandit berkedok jagoan
Agar semua sangka engkau seorang pahlawan
Jadilah bunglon jangan sapi
Sebab seekor bunglon pandai baca situasi
Jadilah karet jangan besi
Sebab yang namanya karet tahan kondisi
O, Anakku
Aku nyanyikan lagu
Waktu Ayah tak tahan lagi menahan mereka!
c.q. karya Iwan Fals, Album: 1910, “Nak”
Yang Paling Berharga dalam Hidupku 2
ya, dosaku, tapi
masak aku wariskan ke anakku!
bdg, 20160504, 01.07
c.q. ya Allah, ridlai karyaku
n.b. ‘puisi’ ini pernah dikirim ke grup Facebook “Relisa”
Bandung, 20161007
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI