Mohon tunggu...
Aluzar Azhar
Aluzar Azhar Mohon Tunggu... Freelancer - Penyuluh Agama Honorer

Berbuat baik kok malu, jadi weh ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Puisi, Satu Lagu "Nak"

15 November 2016   08:09 Diperbarui: 15 November 2016   09:15 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang Terlupa

Sri Mulyani dinasihati ortunya,

“Di balik kekuasaan ada risiko!”

Sri menyebutnya, responsibility

Mirip nasihat uncle Ben Parker

Kepada ponakannya, Peter Spiderman,

“Seiring kekuatan yang besar,

Diiringi tanggung jawab yang besar!”

Sri mendunia, Spidey sembunyi

Nah lho, Emil mau bikin tol air

Jadi gak banjir tuh jalan

Nah lho, Risma mau obrak-abrik birokrasi

Jadi gak ribed tuh katepe elektronik

Nah lho, jika abdi Negara sejati alias abadi mau

Jadi gak minta naik gaji biar gak korupsi

Jadi gak minta mobil baru biar napak tilas

Jadi gak pidato JF Kennedy,

“Apa yang bisa kamu berikan buat Negara?”

Karena lu sendiri kagak beri teladan!

(Biasanya aji mumpung dan tak lama menyesal

Kemudian wara-wiri, kita sebut: barisan sakit hati

Lalu jadi oposisi. Begitulah demokrasi,

Kita sebut: lingkaran setan

Ternyata karib, padahal musuh yang nyata!)

Begitulah yang terlupa, risiko, Nak

bdg, 20160930, 12.42.

c.q. Sri Menkeu II Jokowi-JK @Kompas TV, 29/9, 19-an.

n.b. ‘puisi’ ini pernah dikirim ke grup Facebook “Proisi”

Nak

Nak, dengarlah bicara Bapakmu

Yang kenyang akan hidup terang dan redup

Letakkan dahulu mainan itu

Duduk dekat Bapak sabar mendengar

Kau Anak harapanku yang lahir di zaman gersang

Segala sesuatu ada harga karena uang

Kau Anak dambaanku yang besar di kancah perang

Kauharus kuat, yakin pasti menang

Sekolah-lah biasa saja

Jangan pintar-pintar percuma

Latihlah bibirmu agar pandai berkicau

Sebab mereka sangat perlu kicau yang merdu

Sekolah buatmu hanya perlu untuk titel

Peduli titel didapat atau titel mukjizat

Sekolah buatmu hanya perlu untuk gengsi

Agar mudah bergaul tentu banyak relasi

Jadi penjilat yang paling tepat

Karirmu cepat uang tentu dapat

Jadilah Durno jangan jadi Bimo

Sebab seorang Dorna punya lidah sejuta

Hidup sudah susah jangan dibikin susah

Cari saja senang walau banyak utang

Munafik sedikit jangan terlalu jujur

Sebab orang jujur hanya ada di komik

Pilihlah jalan yang mulus tak banyak batu

Sebab batu-batu bikin jalanmu terhambat

Pilihlah jalan yang bagus tak ada paku

Sebab paku itu sadis apalagi yang berkarat

Jadilah kancil jangan buaya

Sebab seekor kancil sadar akan bahaya

Jadilah bandit berkedok jagoan

Agar semua sangka engkau seorang pahlawan

Jadilah bunglon jangan sapi

Sebab seekor bunglon pandai baca situasi

Jadilah karet jangan besi

Sebab yang namanya karet tahan kondisi

O, Anakku

Aku nyanyikan lagu

Waktu Ayah tak tahan lagi menahan mereka!

c.q. karya Iwan Fals, Album: 1910, “Nak”

Yang Paling Berharga dalam Hidupku 2

ya, dosaku, tapi

masak aku wariskan ke anakku!

bdg, 20160504, 01.07

c.q. ya Allah, ridlai karyaku

n.b. ‘puisi’ ini pernah dikirim ke grup Facebook “Relisa”

Bandung, 20161007

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun