Mohon tunggu...
Aluzar Azhar
Aluzar Azhar Mohon Tunggu... Freelancer - Penyuluh Agama Honorer

Berbuat baik kok malu, jadi weh ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi Narasi] Mendiang

26 September 2016   15:40 Diperbarui: 26 September 2016   15:58 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semalam aku menonton film The Departed. Aku tidur. Aku bermimpi.

Aku dibesarkan Frank Costello. Aku didoktrin untuk mengambil hakku seperti Ayah.

Aku menjadi polisi, malah menjadi agen terbaik di kesatuanku.

Aku tak tahu ada agen lain yang diselundupkan kesatuanku untuk menyelidiki Ayah.

Agen itu sebaya denganku. Sayang, Billy Costigan masih polos.

Kutelepon dia karena dia semakin tahu kebobrokan Ayah.

Costigan kaget, “Siapa ini?”

“Aku Colin Sullivan di kesatuan yang sama. Biar kutangani kasus Costello!”

“Oh, tidak bisa. Aku sudah menyelidiki dia 2,5 tahun!” jawabnya.

“OK, kita ketemu di kantor,” usulku.

“Baik,” jawab Costigan.

Aku terbangun. Di tv, sebuah kasus pembunuhan memasuki sidang ke-25. Memuakkan!

Karena aku diingatkan Quran, “Dan (ingatlah) ketika kamu membunuh seseorang, lalu kamu tuduh-menuduh tentang itu. Tetapi Allah menyingkapkan apa yang kamu sembunyikan” (QS 2: 72).

Karena “… barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia …” (QS 5: 32).

Hm, aku tertidur lagi karena dininabobokan lagu Sahara Band, “Lepas Ilusi”,

Coba mainkan musik

walau hanya berbisik

sejalan dengan alunan emosi raih ceria

Aku bunuh Ayah. Aku bunuh Costigan. Aku ceria lagi dan tak bangun lagi.

Bandung, 20160926, 15.33.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun