Aku, sang perencana agung
Tapi apa makna agung untuk sang pengkhayal ini
Padahal rencana begitu jernih damai
Siapa orangnya yang tak tercerahkan
Tuhan Yang Mahaagung
Dengan memohon maaf-Mu
Karena hamba ‘kan lancang memerintah-Mu
Jadikan doa hamba yang ingin menjernih ini
Doa yang mendamaikan kalbu-kalbu manusia sawo matang,
Manusia Indonesia yang terbiasa lugu dan tanpa babibu
Manusia-manusia yang menginginkan kematangan ragawidya
Manusia-manusia yang bernegara karena-Mu dan bagi-Mu
Manusia-manusia yang membutuhkan kepedulian-Mu
Setelah segelintir manusia menip-ex kata peduli di kamus-Mu
Tuhan!
Jadikan doa hamba ini doa aplikasi
Doa yang memotivasi tangan dan kaki
Untuk berbuat yang terbaik bagi negeri ini
Tuhan!
Jadikan doa hamba ini doa instruksi
Doa yang mengomandoi otak dan karsa kami
Agar kami tersuci dari kepongahan kehendak imaji
Tuhan!
Kabulkan doa hamba sekarang-sekarang ini
Karena taring dan kuku sebangsa dedemit mulai berani menjeruji kami
Padahal mereka itu telah dikarantina semenjak kami bayi
E, masih ada saja yang bandel dan tak tahu diri
Dikiranya kami yang gini-gini ini bukan wakil-Mu di bumi
Aduh, Tuhan
Semoga doa peduli hamba ini bukan seperti aksi peduli di tipi
Karena doa kami bukan publikasi harga diri
Tapi doa yang mengajari bagaimana menjadi pemilik suatu negeri
Pemilik yang bersyukur dan membalas jasa-budi sang Ibu Pertiwi
Bandung, 20160910 – 19980320
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H