Mohon tunggu...
Aluska Alus
Aluska Alus Mohon Tunggu... -

the deeper wisdom bringing in its own way the special request to pass

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perayaan Tahun Baru = Pesta Seks?

3 Januari 2015   15:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:54 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung masih hari ketiga di tahun 2015 ini, masih gres, cobalah buat survei, cukup di antara teman teman dekat atau di lingkungan keluarga, siapa di antara mereka yang merayakan Tahun Baru dengan Pesta Seks? Tidak akan ada yang mau mengaku. Siapa berani. Itu dosa. Kalau begitu, coba buat survei dengan pertanyaan tunggal untuk diri sendiri "Apakah ngerayain Tahun Baru dengan Pesta Seks?

Apakah ada yang pernah mengalami (melakukan) perayaan Tahun Baru dengan berpesta seks? Atau, tidak ikut melakukan, tetapi menyaksikan dengan mata kepala sendiri sebuah pesta seks di malam Tahun Baru? Atau, ada yang sudah merancang jauh jauh hari untuk merayakan Tahun Baru dengan Pesta Seks? Mungkin saja ada, tetapi tidak akan ada yang mau mengakuinya secara sukarela. Karena, kalau ada, yang nyebarin dengan bangga, bisik bisik sekalipun,  "asyik bakal pesta seks nih pas malam tahun baru", itu sakit namanya.  Apakah ada? Silahkan jawab survei itu dengan jujur.

Perayaan Tahun Baru sama dengan Pesta Seks? Perayaan Tahun Baru terlampau hingar bingar untuk berpesta seks, karena pesta Tahun Baru itu biasanya perayaan yang dilakukan beramai ramai. Di tempat yang banyak orangnya.   Kecuali memakai obat, stimulan tertentu, sulit orang normal melakukan hubungan seks di tempat terbuka. Coba saja. Perayaan, pesta, biasanya dilakuka di ruangan besar, di halaman, di jalanan, beramai ramai. Namanya juga pesta.

Adakah yang merayakan Tahun Baru dengan Pesta Seks? Mungkin saja. Tetapi, dapat dipastikan orang orang yang merayakan Tahun Baru seperti itu bukan untuk merayakan Tahun Baru. Orang orang yang merayakan dengan cara seperti itu memang berniat berpesta seks, perayaan Tahun Baru hanya sebagai momentum saja.

Apa itu Pesta Seks? Semua tahu apa itu pesta. Tidak bisa disebut pesta kalau cuma berdua, bertiga, berempat, bahkan bersepuluh. Itu namanya ngumpul ngumpul. Bagaimana membayangkan menghadiri sebuah Pesta Seks? Waktu pergi ke pesta berpakaian lengkap, lengkap seksinya. Sampai di tempat pesta, ngobrol ngobrol, makan minum, alkohol, narkoba, musik, kemudian mulai ada yang buka baju, dan tanpa bak bik buk ngeseks? Beramai ramai, gonta ganti pasangan sepuasnya? Apakah ada orang normal, yang lagi jatuh cinta tergila gila sekalipun, atau yang bernafsu besar sekalipun yang dengan sontoloyonya berhubungan seks di tengah pesta? Bahkan yang memiliki libido besar saja, dan sudah kebelet pengen ngeseks, tidak akan keblinger melakukannya di sebuah pesta. Kecuali, memang itu dilakukan oleh komunitas penggemar berat orgy. Pesta seks seperti itu, mungkin saja. Ada di blue film.

Perayaan Tahun Baru dengan Pesta Seks? Kalau pun ada, sudah pasti dilakukan di ruangan tertutup karena kalau dilakukan terbuka sebagaimana sebuah pesta sudah pasti digrebek polisi. Bahkan di negara maju, sebutlah di Amerika, Jepang, Korea Selatan, di negara negara Eropa, kalau ada orang yang nekad merayakan Tahun Baru dengan Pesta Seks pasti akan digrebek oleh polisi. Alih alih merayakan pesta tahun baru, malah bererot ngantri di foto di kantor polisi untuk pemberkasan. Pasti ada orang orang yang melaporkan pesta nista itu kepada polisi. Pasang musik keras keras aja sampai tetangga geregetan bisa diadukan ke polisi, apalagi pesta seks.

Bahwa kemungkinan setelah perayaan Tahun Baru ada yang ngelencer pergi entah kemana untuk melakukan hubungan seks dengan pasangannya, apakah itu dengan legal ataupun tidak legal, itu adalah ekses, yang harus dipastikan tidak ada hubungannya dengan perayaan Tahun Baru. Kecuali emang pengen ngeseks. Jelas itu bukan dosa, jika yang melakukan adalah suami-istri (di ruang tertutup bukan yang bisa ditonton rame rame). Jika dilakukan oleh yang bukan pasangan suami-istri (legal, resmi, pakai akad nikah dan surat nikah), semua akan bersepakat itu adalah DOSA yang akan mengantar orang orang yang melakukannya dibakar api neraka.

Siapa disini yang merayakan Tahun Baru dengan PESTA SEKS? Apakah ada yang nekad menyelenggarakan Pesta Seks di Tahun Baru. Atau ada yang tahu pasti memang telah terjadi pesta seks di perayaan tahun baru? Jangan dibalik. Perayaan Tahun Baru tidak bisa diidentikkan dengan Pesta Seks! Yang ada adalah, kalau memang ada yang merencanakan, Pesta Seks yang diadakan tepat di malam Tahun Baru.

Pada bulan Desember ini, ada koran koran yang juga beredar onlines memberitakan kenaikan penjualan kondom yang disinyalir dibeli oleh kaum muda untuk berpesta seks pada perayaan tahun baru. Dari pemberitaan koran koran tersebut tidak dinyatakan sound bite, cuplikan langsung dari sumber berita yang sahih, semisal dari pemilik gerai penjualan kondom atau wawancara dengan beberapa pembeli. Bagi wartawan adalah wajib melakukan kerja jurnalistiknya dengan langsung mendapatkan informasi dari si pelaku.  Jika itu itu adalah asumsi atas fenomena yang teramati, wartawan tersebut tetap harus memverifikasinya dengan sumber sumber yang terkait. Asumsi dapat dijadikan materi berita, namun asumsi itu pun harus diverifikasikan dengan sumber sumber yang sahih, bukan hanya atas pengamatan wartawan itu sendiri. Dari pemberitaan koran yang berbasis onlines itu hanya ditulis "kondom diborong" di sebuah gerai dengan asumsi akan dipergunakan untuk perayaan tahun baru. Terjadinya peningkatan booking kamar hotel, hotel melati atau hotel bintang lima yang diasumsikan dengan akan terjadinya sebuah PESTA SEKS. Kerja jurnalistik tidak mengizinkan penggiringan opini apalagi hanya atas sebuah asumsi. Tetapi, di komunitas media warga boleh boleh saja, karena tidak ada tuntutan 5W+1H dan kewajiban menyebutkan sumber berita secara akurat. Bahwasanya, telah berkembang fenomena ada yang menggunakan momentum Tahun Baru untuk melakukan hubungan seks, itu bisa saja terjadi. Hanya, harus disadari perkembangan seks di kalangan remaja sekarang ini bukan karena pesta Tahun Baru. Harus diteliti lebih mendalam kenapa kemudian remaja sekarang semakin permisif melakukan seks pra nikah? Harus diteliti secara seksama apa yang menjadi stimulan yang menyebabkan para remaja telah menganggap seks adalah kebutuhan mereka juga. Apakah fenomena menggejala pada semua remaja di seluruh Indonesia? Perlu diteliti karena bukan tidak mungkin mereka mendapatkan stimulan dengan melihat gaya hidup orang di sekitarnya, lingkungan terdekatnya sehari hari. Memang bisa saja ada orang orang yang mulutnya gampang sekali bicarain seks seperti makan kacang dengan gampang meluncur ungkapan ungkapan berbau seks dalam pergaulan sehari hari, namun bukan pelaku seks bebas. Tetapi, apa yang diharapkan dari anak remaja yang mendengarkan, melihat hal itu, yang tertangkap di benak mereka seks bukan lagi sesuatu yang sakral. Ada kemungkinan para remaja yang aktif menggunakan media sosialnya yang dengan gampang mendapat forward video mesum di gadgetnya, menyaksikan betapa bebas ngikik ngikik soal seks di medsos ayah, ibunya, oom, tantenya, ikut menikmati meme meme para wanita berpakaian minim yg beredar dengan bebasnya, kemudian para remaja ini mempersepsikan seks itu adalah hal yang lucu dan sudah lumrah bisa kejadian kapan saja diinginkan. Ada banyak stimulan sebagai variabel untuk mempelajari gejala ini.

Siapa disini yang pernah merayakan tahun baru dengan pesta seks? Siapa disini yang sekali dalam seumur hidupnya pernah merayakan tahun baru dengan berpesta seks? Apakah ada disini yang telah beberapa kali pernah ikut bertahun baru dengan pesta seks? Siapa yang selalu merayakan tahun baru dengan pesta seks? Atau, ada yang pernah setelah acara perayaan Tahun Baru memang telah urun rembug merencanakan dengan pacarnya "yuk ngerayain tahun dengan pesta ngeseks yuk."

Benarkah perayaan tahun baru ditandai dengan pesta seks di negara negara maju? Apakah ada yang pernah ikut pesta seks ketika mengikuti perayaan tahun baru di negara negara tersebut. Fenomena itu bisa saja terjadi, termasuk di Indonesia, tetapi jangan dipersepsikan bahwa PERAYAAN TAHUN BARU = PESTA SEKS, tetapisekarang ini ada kemungkinan gejala melakukan PESTA SEKS pada malam perayaan Tahun Baru. Orang keblinger kebelet pengen ngeseks mah gak mandang mandang waktu. Bisa kapan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun