Mohon tunggu...
Aluska Alus
Aluska Alus Mohon Tunggu... -

the deeper wisdom bringing in its own way the special request to pass

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saya Guru Sejarah

5 Februari 2015   07:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka bertanya sekaligus menjelaskan seperti sedang asyik mengurai teka teki. Mereka membedah KMP. Koalisi yang terdiri dari Gerindra (dan ramai ramai mereka mengatakan bukankah itu "Golkar" juga?), partai Golkar (ya, itu jelas "Golkar" juga), partai PPP (kembali mereka serentak mengatakan partai itu dibentuk oleh pemerintahan GOLKAR ORBA), partai PKS (mereka ternyata melakukan riset mendalam dan memperoleh fakta tetap ada orang ORBA di dalamnya). Partai PAN (mereka menemukan dalam riset parpol baru di era reformasi itu tetapi tokohnya juga pendukung zaman ORBA. Mereka memasukkan partai Demokrat ke dalam koalisi ini dengan alasan partai Demokrat memiliki hubungan kekeluargaan dengan KMP (dan hasil riset mereka menunjukkan tetap ada hubungannya dengan ORBA).

Saya jadi penuh ingin tahu apa hasil riset mereka tentang KIH.

Mereka dengan fasih menyampaikan hasil riset mereka tentang PDI-P (mereka memulainya dari keberadaan PDI bentukan ORBA hingga terbentuk PDI-P dan bertemu di pemilu 1999. PDI tidak memenuhi electoral thereshold sehingga tidak bisa maju lagi dalam pemilu berikutnya, kecuali menjadi parpol baru). Partai Nasdem (mereka menunjukkan posisi ketum Nasdem di tubuh Golkar sebelumnya). Partai Hanura (yang juga mereka dapatkan hubungannya dengan GOLKAR era ORBA) termasuk dengan partai PKPI (yang menurut mereka tidak lepas dengan era GOLKAR ORBA).

Kemudian dengan lugu mereka bertanya: "Apakah PDI-P menghadapi kembali zaman seperti yang pernah terjadi di era ORBA yang tampil dengan baju baju baru parpol2 di era REFORMASI?"

Saya tidak pernah berpikir bahwa itulah hasil riset murid murid saya sehingga saya berdalih, masih dengan pertanyaan yang kurang lebih sama (senangnya menjadi guru saya punya otoritas untuk berdalih kapan pun saya mau),"Kemudian apa hubungannya dengan masalah POLRI dan KPK saat ini?"

Mereka saling berpandangan. Mereka hanya murid murid SMA yang tengah menajamkan logika berpikir mereka. "Bukankah POLRI sudah ada sejak Indonesia merdeka? Bagaimana kinerja POLRI sebagai bagian dari ABRI di era ORBA? Bagaimana kinerja POLRI yang berdiri sendiri sebagai salah satu lembaga penegak hukum terlepas dari TNI di era Reformasi?" Mereka kemudian terdiam

Lanjutkan, kata saya.

"KPK dibentuk di era reformasi, karena POLRI masih belum berubah juga menjadi lembaga penegak hukum yang dapat dipercaya mengakkan hukum secara bersih berwibawa. POLRI masih belum bisa lepas dari kooptasi politik sebagaimana di era ORBA dan di era Reformasi juga."

"Apakah waktu 10 tahun masih belum cukup untuk membangun POLRI yang bersih dan berwibawa menegakkan hukum pak?"

"Kemudian apa hubungannya dengan mental GOLKAR era ORBA?" saya sengaja menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.

"Itu yang ingin kami tahu pak? Apakah mental GOLKAR di era ORBA yang sering mengkooptasi hukum sudah berubah di era reformasi ini, jika selama 10 tahun terakhir ini ternyata negara ini tidak bisa juga membangun POLRI yang bersih berwibawa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun