Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kelas Hantu

21 Agustus 2024   15:50 Diperbarui: 21 Agustus 2024   17:22 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Kling AI - Ruang kelas tua menyeramkan dengan sosok hantu

Di sebuah sekolah tua yang terletak di pinggiran kota, ada cerita yang menghantui setiap sudutnya. Sekolah itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu, dan meskipun bangunannya masih berdiri kokoh, banyak siswa yang mengatakan ada sesuatu yang salah di sana.

Di tengah-tengah rumor dan bisik-bisik, terdapat satu cerita yang paling menakutkan: kelas 3B. Kelas ini, menurut legenda, tidak pernah digunakan lagi setelah kejadian mengerikan yang menimpa salah satu murid di sana. Setiap kali seseorang masuk ke ruangan itu, mereka mengaku mendengar suara aneh dan merasa diperhatikan.

Pada suatu sore, di akhir tahun ajaran, sekelompok siswa berani yang dikenal dengan sebutan "Tim Berani" memutuskan untuk menyelidiki misteri tersebut. Mereka adalah Ardi, Rina, dan Joni---tiga sahabat yang selalu mencari petualangan. Dengan berbekal senter dan kamera, mereka menuju ke sekolah yang sudah lama kosong setelah jam pelajaran berakhir.

Saat mereka memasuki sekolah, suasana sangat sepi. Hanya suara langkah kaki mereka yang memecah kesunyian. Mereka menuju ke kelas 3B yang terletak di ujung koridor. Pintu ruangan itu sudah berkarat, dan engselnya berderit saat dibuka. Cahaya dari senter mereka menembus kegelapan, mengungkapkan meja-meja yang tertutup debu dan kursi-kursi yang tampak seperti sudah lama tidak dipakai.

"Ini dia," kata Ardi, suaranya menggema di ruangan kosong. "Kita akan menyelidiki."

Rina menyalakan kamera dan mulai merekam. Joni, yang selalu berani, melangkah lebih dekat ke meja guru di depan kelas. Ia meraba-raba permukaan meja yang dingin dan berdebu. Ketika Joni menarik laci meja, terdengar suara gemeretak, dan di dalam laci itu, dia menemukan sebuah buku catatan lama.

Saat Joni membuka buku itu, Ardi dan Rina berkeliling, memeriksa sudut-sudut ruangan yang gelap. Buku catatan itu penuh dengan tulisan tangan yang tidak jelas, tetapi beberapa halaman menunjukkan gambar-gambar aneh---seperti wajah-wajah yang tidak terlihat jelas dan tulisan yang berbunyi, "Jangan pernah kembali."

Tak lama kemudian, suara derit pintu terdengar. Ardi, yang sedang memeriksa jendela yang pecah, menoleh dan melihat Rina berdiri di sudut ruangan dengan wajah pucat. "Ada sesuatu yang salah," bisiknya. "Rasa takut ini semakin intens."

"Rina, apa yang kamu lihat?" tanya Ardi, mulai merasakan ketegangan.

Rina hanya menunjuk ke arah belakang ruangan, tempat di mana meja dan kursi tampaknya bergerak perlahan. Mereka bertiga berkumpul di tengah ruangan, berusaha untuk tetap tenang meski ketakutan menyelimuti mereka. Tiba-tiba, lampu senter mereka mulai berkedip dan mati satu per satu. Dalam kegelapan, mereka mendengar suara seperti bisikan lembut.

"Siapa di sana?" teriak Joni, suaranya gemetar.

Saat lampu senter menyala kembali, mereka melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. Di tengah-tengah kelas, di atas meja guru, tergeletak sebuah tubuh kaku, berpakaian seragam sekolah lama. Wajahnya tertutup oleh kain yang kotor. Ardi, Rina, dan Joni terdiam, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka bisa merasakan udara dingin menyelimuti mereka, dan seolah-olah ruangan itu mulai bergetar.

Tiba-tiba, tubuh itu bergerak sedikit, dan kain penutupnya terangkat sedikit, mengungkapkan wajah yang pucat dan penuh dengan ekspresi ketakutan. Itu adalah wajah seorang anak, mungkin seorang siswa yang pernah belajar di sana. Suara bisikan semakin keras, seolah-olah dari segala penjuru ruangan, mereka mendengar suara menjerit minta tolong.

"Ini tidak mungkin!" teriak Rina. "Kita harus keluar dari sini!"

Mereka mencoba berlari menuju pintu, tetapi pintu itu tampaknya terkunci dengan kuat. Tidak ada jalan keluar. Dalam keadaan panik, Ardi memeriksa ponselnya untuk memanggil bantuan, tetapi sinyal tidak ada. Sementara itu, tubuh di atas meja mulai bangkit perlahan, berdiri dengan susah payah, dan menatap mereka dengan tatapan kosong dan penuh kesedihan.

"Ada sesuatu yang tidak beres," kata Ardi, berusaha tenang. "Kita harus menemukan cara untuk membuka pintu ini."

Joni yang berusaha tenang, mulai menendang pintu dengan harapan bisa membukanya. Rina berlari ke jendela yang pecah dan mencoba merangkak keluar, tetapi kaca yang tajam membuatnya terhenti. Suara bisikan berubah menjadi tangisan, semakin mendekat.

Ketika mereka hampir menyerah, pintu tiba-tiba terbuka dengan keras. Mereka bertiga tidak menyia-nyiakan waktu dan berlari keluar dari ruangan itu. Mereka tidak berhenti berlari hingga mereka mencapai pintu gerbang sekolah. Dalam keadaan terengah-engah, mereka melihat kembali ke arah gedung, yang tampak seperti kembali normal, tidak ada tanda-tanda adanya gangguan.

Setelah malam itu, mereka tidak pernah kembali ke sekolah itu. Cerita tentang kelas 3B menjadi legenda di kalangan siswa baru dan lama. Para guru pun mulai memperhatikan bahwa ada beberapa siswa yang tidak pernah kembali setelah memasuki kelas tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun