Raka bercerita tentang hidupnya di kota, tentang kesuksesan yang diraih dan juga kegagalan yang menyakitkan. Ia bercerita tentang kerinduan yang selama ini ia coba abaikan, namun akhirnya membawa dirinya kembali pulang. Sang ibu mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak ada rasa marah, tidak ada kekecewaan. Hanya cinta dan pengertian yang terpancar dari sorot matanya.
Hujan di luar semakin deras, namun di dalam rumah kecil itu, kehangatan mulai menyelimuti. Raka merasa dirinya kembali menjadi anak kecil yang selalu dilindungi oleh ibunya. Ia tahu, selama apapun ia pergi, sejauh apapun ia melangkah, tempat ini, pelukan ini, akan selalu menjadi rumah baginya.
Saat malam semakin larut, Raka merasa sangat lelah, baik secara fisik maupun emosional. Sang ibu mengajaknya untuk beristirahat. Namun, sebelum menuju kamar, Raka sekali lagi memeluk ibunya, kali ini lebih erat, seolah ia tidak ingin melepaskannya.
"Terima kasih, Bu, sudah menunggu," ucap Raka lirih.
Sang ibu hanya tersenyum, air matanya kembali mengalir. "Ibu akan selalu menunggumu, Nak," jawabnya.
Malam itu, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, Raka tidur dengan damai di rumahnya sendiri, di bawah atap yang telah melindunginya sejak ia lahir. Dan sang ibu, duduk di sampingnya, mengusap lembut rambut anaknya, memastikan ia tidur dengan tenang.
Namun, pagi itu, ketika sinar matahari pagi mulai menembus jendela, Raka terbangun dan merasakan sesuatu yang aneh. Rumah terasa sangat sunyi, terlalu sunyi. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mencari ibunya. Ketika ia menemukannya, sang ibu masih duduk di tempat yang sama, di kursi dekat ranjang, namun matanya sudah terpejam untuk selamanya.
Raka jatuh berlutut, memeluk tubuh ibunya yang sudah dingin. Air matanya mengalir deras, namun tidak ada lagi kata-kata yang bisa terucap. Di tengah hujan yang mulai reda, pelukan terakhir ibunya semalam menjadi kenangan yang akan selalu terpatri di hatinya. Sebuah pelukan yang membawa kedamaian, namun juga perpisahan yang tak akan pernah bisa ia lupakan.
Raka tahu, ibunya telah pergi dengan tenang, mengetahui bahwa anaknya telah kembali ke pelukannya, walau hanya untuk sesaat. Dan di bawah hujan, di desa kecil itu, kisah tentang seorang ibu dan anaknya berakhir dengan keheningan yang penuh arti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H