Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langit Tak Menangis untuk Tanah yang Gersang

14 Agustus 2024   23:00 Diperbarui: 14 Agustus 2024   23:01 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa minggu kemudian, Ahmad dan Aisyah memutuskan untuk meninggalkan desa dan mencari kehidupan baru di tempat lain. Ladang itu tetap kosong dan gersang, tanpa seorang pun yang merawatnya. Ahmad meninggalkan desa dengan rasa kesedihan yang mendalam, dan langit tetap tidak menangis untuk tanah yang gersang.

Kisah Ahmad dan keluarganya menjadi cerita yang sering dibicarakan oleh penduduk desa. Mereka mengingat perjuangan dan kesedihan Ahmad sebagai pengingat bahwa tidak semua doa dan usaha dapat membawa hasil yang diinginkan. Dalam kehampaan ladang yang kering itu, tersimpan kisah kehidupan yang penuh dengan harapan, cinta, dan kesedihan yang tak terungkapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun