Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu dalam Duka yang Tak Berakhir

14 Agustus 2024   17:26 Diperbarui: 14 Agustus 2024   17:30 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Kling AI (https://klingai.com/) - Dalam Kesunyian, Rindu Itu Menjelma Luka Tanpa Akhir

Di tepian malam yang sunyi,
kuhitung detak waktu yang enggan berlalu,
mengais rindu di antara sepi,
merajut harap dalam gelap yang kian pilu.

Ada bayangmu di setiap hela napas,
menghantui jiwa yang lemah tak berdaya,
namun hadirmu hanya bayang semu,
membawa luka yang terus menganga.

Kenanganmu bagai duri dalam daging,
menusuk perlahan hingga tak terasa lagi,
tapi darah yang mengalir adalah rinduku,
yang mengalir deras tanpa akhir yang pasti.

Aku menunggu dalam kesunyian,
menggenggam erat rindu yang tak pernah kau sambut,
dalam setiap doa yang kuucap malam ini,
hanya ada satu harap---kau kembali, meski hanya sekali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun