Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Tua yang Menitipkan Harapannya pada Ombak

10 Agustus 2024   04:24 Diperbarui: 10 Agustus 2024   04:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika air sudah mencapai pinggangnya, Pak Marno berhenti. Ia menengadah, menatap langit yang semakin gelap. Hatinya tenang, tidak ada lagi keraguan. Ia merasa ini adalah saat yang tepat untuk menyerahkan segalanya. Perlahan, ia menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukan laut, membiarkan air menutupinya sepenuhnya.

Pak Marno merasakan tubuhnya terapung, terbawa arus. Ia tak melawan, tak ada ketakutan. Hanya ada kedamaian yang merasuki jiwanya. Perlahan, semua pikiran dan kenangan mulai memudar, digantikan oleh keheningan yang damai. Laut mengayunkannya dengan lembut, seolah mengantarkannya ke tempat yang lebih baik.

Dalam keheningan malam, di bawah bintang-bintang yang kembali bersinar, tubuh Pak Marno hilang ditelan gelombang. Laut telah menerimanya dengan tangan terbuka, memenuhi permintaan terakhirnya.

Keesokan harinya, penduduk desa menemukan topi bambu Pak Marno tergeletak di tepi pantai. Mereka segera tahu apa yang telah terjadi, dan duka menyelimuti desa itu. Pak Marno bukan hanya seorang petani biasa; ia adalah simbol kegigihan dan harapan bagi banyak orang. Namun, takdir seolah tak berpihak padanya, dan mereka yang ditinggalkannya hanya bisa mendoakan yang terbaik.

Desa itu tak lagi sama. Setiap orang yang lewat di pantai itu akan teringat pada Pak Marno, lelaki tua yang menitipkan harapannya pada ombak. Laut yang tenang seolah menyimpan kenangan tentang dirinya, dan setiap kali ombak datang menghempas pantai, mereka merasa seolah Pak Marno masih ada di sana, menjaga desanya dengan caranya sendiri.

Pak Marno mungkin telah pergi, tetapi kisahnya akan terus hidup, menginspirasi mereka yang tersisa untuk tetap bertahan dan melawan meski keadaan tak selalu bersahabat. Laut, dengan segala rahasianya, telah menyimpan seorang sahabat yang setia, seorang lelaki tua yang kini beristirahat dalam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun