Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Potong Kuku di Tengah Malam

2 Agustus 2024   04:50 Diperbarui: 2 Agustus 2024   04:55 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rika duduk di meja belajarnya, menggigit kuku dengan gelisah. Jam menunjukkan pukul 23.45, dan suara kucing mengeong di luar jendela menambah rasa tidak nyaman. Apartemen kecilnya terasa semakin sempit malam ini. Seharusnya ia sudah tidur, tapi pikirannya terus berputar, menghantarkan gelombang kecemasan yang tak kunjung reda.

Hari ini di kampus, teman-temannya bercerita tentang sebuah mitos. Mitos yang mengatakan bahwa memotong kuku di tengah malam bisa membawa nasib buruk, bahkan kematian. Rika tak percaya takhayul, tapi cerita itu terus membayangi pikirannya, menambah ketegangan yang sudah ada.

Tiba-tiba, ia merasa kuku-kukunya sudah terlalu panjang. Ia butuh sesuatu untuk mengalihkan pikirannya dari cerita menakutkan itu. Tanpa pikir panjang, ia mengambil gunting kuku dari laci meja. "Ini cuma omong kosong," pikirnya, mencoba meyakinkan diri sendiri.

Dengan tangan gemetar, Rika mulai memotong kuku-kukunya satu per satu. Suara "klik" dari gunting kuku terasa begitu keras di kesunyian malam. Setiap potongan kuku yang jatuh ke lantai membuatnya semakin gelisah. "Hanya beberapa menit lagi," bisiknya pelan, mencoba menenangkan diri.

Saat ia memotong kuku terakhir di tangan kanannya, tiba-tiba lampu di apartemennya berkedip. Rika tersentak, hampir menjatuhkan gunting kuku. "Hanya listrik yang tidak stabil," katanya pada dirinya sendiri. Namun, suara ketukan pelan di pintu depan membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

"Siapa di luar sana?" tanya Rika dengan suara bergetar. Tidak ada jawaban. Ketukan itu terdengar lagi, lebih keras kali ini. Rika berdiri, dengan hati-hati berjalan menuju pintu. Melalui lubang intip, ia tidak melihat siapa pun di luar. Namun, perasaan aneh menyelimutinya, seolah ada seseorang yang mengawasinya.

Rika memutuskan untuk tidak membuka pintu. Ia kembali ke meja belajarnya, berusaha melanjutkan rutinitasnya. Namun, perasaan tidak nyaman itu terus menghantuinya. Ia merasa ada yang tidak beres, seolah ada sesuatu yang mengintainya.

Suara langkah kaki samar terdengar dari luar jendela. Rika menoleh dengan cepat, tetapi tidak melihat apa-apa. "Mungkin hanya perasaanku saja," pikirnya. Tapi suara itu semakin mendekat, membuatnya merinding.

Tiba-tiba, bayangan hitam besar muncul di jendela. Rika tersentak mundur, menjatuhkan kursinya. Bayangan itu bergerak perlahan, seolah mencari sesuatu. Jantung Rika berdetak kencang, dan ia merasakan ketakutan yang begitu mendalam. Ia ingin berteriak, tapi suaranya seakan tercekat di tenggorokan.

Rika mencoba menenangkan diri. Ia menarik napas dalam-dalam, berharap bayangan itu hanya ilusi semata. Namun, suara langkah kaki semakin keras, dan bayangan itu semakin jelas. Rika merasa seolah berada dalam mimpi buruk yang tak kunjung berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun