Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Seorang Ibu di Arizona Terjebak Penipuan Suara Kloning

31 Juli 2024   06:22 Diperbarui: 31 Juli 2024   06:44 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Susan Campbell/WMTV 15 NEWS

Pada April 2023, Jennifer DeStefano, seorang ibu dari Arizona, mengalami mimpi buruk yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. DeStefano menjadi korban penipuan kloning suara berbasis kecerdasan buatan (AI) yang membuatnya percaya bahwa putrinya telah diculik. Insiden ini menggambarkan bahaya teknologi AI yang semakin canggih dan dampak psikologis yang mendalam pada para korban.

1.   Kronologi Kejadian

Insiden ini bermula ketika DeStefano menerima panggilan telepon yang mengerikan. Di ujung telepon, ia mendengar suara putrinya yang menangis dan meminta tolong. Suara itu sangat meyakinkan sehingga DeStefano yakin bahwa putrinya sedang berada dalam bahaya. Dalam keadaan panik, DeStefano mendengarkan ancaman dan tuntutan yang diberikan oleh pelaku penipuan.

2.   Teknologi di Balik Penipuan

Pelaku penipuan menggunakan teknologi kloning suara AI untuk menciptakan suara yang identik dengan suara putri DeStefano. Teknologi ini mampu meniru intonasi, ritme, dan nuansa suara seseorang hanya dengan beberapa detik rekaman asli. Dengan kemajuan teknologi AI, pembuatan kloning suara menjadi lebih mudah dan lebih murah, sehingga membuka peluang bagi penjahat siber untuk melakukan penipuan yang lebih canggih dan sulit dideteksi.

3.   Dampak Psikologis

Bagi DeStefano, pengalaman ini sangat traumatis. Selain ketakutan akan keselamatan putrinya, ia juga merasa terguncang oleh kenyataan bahwa teknologi bisa digunakan untuk memanipulasi suara orang yang dicintainya. Setelah insiden ini, DeStefano menghadapi kecemasan dan kekhawatiran yang berkelanjutan mengenai kemungkinan penipuan serupa di masa depan.

4.   Respons dan Tindakan

Setelah menyadari bahwa ia menjadi korban penipuan, DeStefano segera melaporkan insiden ini kepada pihak berwenang. Kasus ini menyoroti perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko teknologi AI yang disalahgunakan dan pentingnya pengawasan serta regulasi yang ketat terhadap penggunaan teknologi semacam ini.

Pihak berwenang dan pakar keamanan siber juga menekankan pentingnya verifikasi ganda dalam situasi darurat. Menghubungi kembali nomor telepon yang diketahui atau meminta informasi yang hanya diketahui oleh orang yang bersangkutan dapat membantu menghindari penipuan semacam ini.

5.   Pelajaran yang Bisa Diambil

Kasus Jennifer DeStefano mengingatkan kita akan bahaya teknologi yang semakin maju jika jatuh ke tangan yang salah. Masyarakat perlu lebih waspada dan memahami potensi penyalahgunaan teknologi AI. Selain itu, penting bagi kita untuk terus mendukung upaya regulasi dan pengembangan teknologi yang bertanggung jawab, guna melindungi diri dan orang-orang yang kita cintai dari ancaman penipuan yang semakin canggih.

Kesimpulan

Kejadian yang menimpa Jennifer DeStefano adalah peringatan bagi kita semua tentang ancaman nyata dari penyalahgunaan teknologi AI. Dengan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan, kita dapat lebih baik dalam melindungi diri dan orang-orang tercinta dari penipuan yang mengintai di era digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun