Mohon tunggu...
Alung De Moore
Alung De Moore Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ajining rogo soko busono, ajining pikir soko ilmu, ajining jiwo soko agomo.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Bulan Kemerdekaan RTC] Ibu Kota Indonesia di Tahun 2045

18 Agustus 2016   02:21 Diperbarui: 18 Agustus 2016   02:45 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak Presiden mengerenyitkan dahi saat hendak menandatangani suatu berkas yang ada di depannya.

“Nah untuk yang ketiganya apa saudara Alung?”

“Untuk yang ke tiganya adalah strategis bapak Presiden”.

“Strategis?. Apakah selama ini kebijakan kita tidak strategis sehingga Jakarta macet dan kebanjiran saudara Alung?”

“Bukan begitu pak Presiden. Kebijakan yang strategis yang saya maksud adalah bahwa kebijakan yang kita terapkan bukan hanya memberikan suatu kondisi di mana masyarakat di ibukota diuntungkan dengan suatu kebijakan tapi adalah bagaimana kebijakan itu bisa memberikan feedback postif bagi pemerintah. Sebagai contoh adalah dengan kebijakan penggunaan transportasi massal yang banyak, terintegrasi dan tepat waktu lalu didukung sistem super blok yang konsisten itu akan memberikan penghematan anggaran pak Presiden karena kemacetan yang nyaris nol. Demikian pula dengan penanggulangan banjir, tentu kita tidak perlu repot-repot untuk mengeluarkan status darurat banjir yang membutuhkan dana besar karena tidak ada bencana banjir. Jadi kebijakan yang kita buat, agar bukan hanya menguntungkan di sisi rakyat tapi juga di sisi pemerintah sebagai penyelenggara Negara. Jangan sampai kebijakan yang kita buat menyenangkan rakyat tapi membuat pemerintah pailit yang pada akhirnya justru akan merusak tata kelola pemerintahan”

Setelah aku dan Presiden berbincang-bincang tentang ibukota Balikpapan yang bebas macet, bebas banjir, bebas kawasan kumuh, bebas sungai kotor dan jorok, bebas kabel-kabel yang semrawut, bebas trotoar yang berlubang-lubang, dan bebas dari angkot yang reyot dan berhenti sembarangan barulah kami memperbincangkan tentang strategi pemerataan pembangunan. Pemerataan pembangunan ini sangat penting dalam rangka menemukan titik kesetimbangan antara Indonesia barat dan Indonesia timur.   

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemerdekaan RTC 

Bulan Kemerdekaan RTC

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun