semut-semut kecil berjalan-jalan pagi,
melintasi lubang-lubang tanah yang sudah mereka lubangi.
rerumputan liar mengotori gundukan orang yang disemayamkan.
sudah lama sepertinya gundukan itu tak mendapat kunjungan sanak saudara,
nisanpun sudah tak tampak,
tanah melahapnya perlahan seiring waktu berjalan,
mereka yang telah berpulang hanya menunggu harap dengan rasa resah pula pasrah,
menanti sanak saudara berkunjung dan merapikan tanah persemayamannya,
pula menaburkan wangi bunga diiringi do'a-do'a yang segera diijabah Tuhannya,
terlihat banyak gundukan tanah yang semakin rata,
dengan rerumputan yang tumbuh liar menutupinya.
sedang binatang-binatang kecil itu hanya menemani mereka yang tertidur untuk selamanya.
mereka menangis tersedu-sedu ketika nama mu sudah dipanggil sang Pencipta,
berharap kau bisa kembali dan merangkai kebersamaan lagi,
namun kini tinggal kata,
kesibukan membuat mereka terpaksa.
sebab tak bisa berkunjung dalam waktu yang lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H