Mohon tunggu...
Aluf Zainubah
Aluf Zainubah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

haiii sahabatt online.. perkenalkan nama saya aluf zainubah, bisa dipanggi Aluf, Alup, Aluppyuu terserah kalian mau manggil apa hehehe mau cerita sedikit tentang saya gapapa yaa,, sekarang saya masih menempuh pendidikan tinggi di UMSurabaya hoby saya menulis, menulis apa saja yang penting bermanfaat bagi orang lain, seperti menulis novel yang bisa menginspirasi pembaca, menulis puisi. itu saja siih sedikit tentang saya, semoga tulisan saya bermanfaat yaa bagi kalian.. selamat membaca ..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjauan Perspektif NU terhadap Muhammadiyah: Kesamaan, Perbedaan dan Dinamika Hubungan

6 Januari 2024   17:00 Diperbarui: 6 Januari 2024   17:02 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keberagaman baik budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Sesuai semboyang Bhineka Tunggal Ika, meskipun berrbeda-beda mereka tetap satu. Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan Islam di negara ini. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memajukan Islam dan masyarakat, namun terdapat perbedaan dalam pandangan dan pendekatan mereka terhadap beberapa isu. Artikel ini akan meneliti kesamaan, perbedaan, dan dinamika hubungan antara NU dan Muhammadiyah dari perspektif NU.

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwis atau yang sering dikenal dengan K.H.A Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H / 18 November 192 di Kauman Yogyakarta. Berdirinya Muhammadiyah dilandaskan pada surah Ali-Imran ayat 103, dan tujuannya dilandaskan pada surah Al-baqarah ayat 208 "Mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya". Sedangkan organisasi Nahdhatul Ulama' didirikan oleh Kyai Hasyim Asy'ari pada tanggal 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 M di Surabaya. NU, atau Nahdlatul Ulama, didirikan dengan tujuan utama untuk menjaga dan memperkuat ajaran agama Islam di Indonesia. NU didirikan pada tahun 1926 oleh para ulama dan intelektual Muslim Indonesia yang peduli dengan perkembangan agama Islam di tanah air. NU didirikan atas landasan yang kuat dalam ajaran agama Islam yang moderat dan inklusif. Landasan yang menjadi pijakan utama pendirian NU adalah ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah, yang mengedepankan toleransi, keberagaman, dan kerukunan antarumat beragama. NU juga berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial, kesejahteraan umat, dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Organisasi ini juga berperan aktif dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Muhammadiyah dan NU memiliki beberapa perbedaan diantaranya,  Nahdlatul Ulama bermazhab Syafi'i dan mempercayai atau mengakui ketiga mazhab yang lainnya, sedangkan dalam Muhammadiyah ia tidak terikat dengan mazhab apapun, karena bagi Muhamadiyah Al-Qur'an dan Hadits, serta ijtihad merupakan inspirasi utama dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU) juga memiliki perbedaan metode dalam penetapan awal bulan Qomariyyah, yaitu rukyat dan hisab. Keduanya meyakini perbedaan metode tersebut sebagai rahmat, sehingga hubungan sosial kedua ormas relatif stabil.

Muhammadiyah dan nahdatul ulama' merupakan dua wajah organisai dakwah terbesar di Indonesia, keduanya memiliki karakter yang berbeda meskipun pada dasarnya sama-sama ingin mengenalkan Islam dan ajarannya kepada umat Islam. Ada sebagian orang dari kalangan NU yang fanatik terhadap Muhammadiyah begitupun sebaliknya dari kalangan Muhammadiyah fanatik terhadap NU. Mereka beranggapan demikian karena mereka hanya memandang sebelah mata tidak mengetahui tentang dalil dan ilmunya, contohnya banyak orang yang salah faham tentang NU adalah tentang amalan-amalan yang dilakukan oleh NU terutama yang beririsan budaya, banyak orang beranggapan bahwa NU mengganggap budaya seperti agama, Padahal amalan-amalan yang dilakukan oleh NU seperti tahlilan, maulid Nabi dll. Sesungguhnya semua itu memiliki dalil. Banyak orang yang salah faham tentang Muhammadiyah karena di dalam sholat subuhnya mereka tidak membaca qunut, menurut Muhammadiyah Nabi Muhammad pernah melakukan qunut tapi bukan qunut subuh melainkan qunut nazilah sedangkan NU melakukan qunut setiap sholat subuh berlandaskan pada  hadist shahih yang menjelaskan bahwa dianjurkan untuk membaca doa qunut di rakaat kedua sholat subuh.

K.H.A Dahlan dan Kyai Hasyim Asy'ari pernah berguru pada 2 ulama' yang sama yaitu Kyai Sholeh Darat dan pernah belajar sama ulama' besar di Makkah yang bernama Syekh Nawawi Al Bantani. Meskipun beliau berguru pada 2 guru yang sama mereka melahirkan organisasi yang berbeda dan dua organisasi tersebut menjadi organisasi terbesar di negara ini. Hanya Muhammadiyah didirikan lebih dulu dari NU. K.H. Zulfa Mushafa sosok wakil ketua umum pengurus besar NU pernah berpendapat bahwa "Bagi Nahdhatul Ulama' Muhammadiyah adalah saudara tua bagi kami (NU). Sedangkan Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M. Ed. berpendapat bahwa "NU adalah adik bongsor bagi Muhammadiyah" karena usianya lebih muda 14 tahun dari Muhammadiyah tapi anggotanya lebih banyak dari pada Muhammadiyah.

Meskipun NU dan Muhammadiyah berasal dari latar belakang sejarah yang berbeda, keduanya memiliki kesamaan dalam prinsip dasar Islam keduanya sama-sama berlandaskan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Keduanya menganut ajaran Islam yang moderat, menekankan pentingnya keseimbangan antara ajaran agama dan kehidupan sehari-hari. Kedua organisasi ini juga memberikan perhatian khusus pada pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Secara keseluruhan, kesamaan dan perbedaan antara NU dan Muhammadiyah menciptakan dinamika yang kaya dalam perkembangan Islam di Indonesia. Meskipun kadang-kadang terdapat ketegangan, namun penting untuk mengakui kontribusi positif yang diberikan oleh kedua organisasi ini dalam membentuk wajah Islam Indonesia yang pluralis dan inklusif. Semakin baik pemahaman antara kedua organisasi, semakin mungkin tercipta kerjasama yang produktif untuk kebaikan bersama.

Ustadz Adi Hidayat L,C pernah berkata bahwa, ormas yang nyambung nasabnya ke Nabi Adam itu ada dua : yang pertama NU, yang kedua Muhammadiyah dan yang paling menarik ditemukan risalahnya selalu saling melengkapi dan justru dengan melengkapi itulah kemudian berwujud ke depan yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi dari pendapat tersebut dapat saya simpulkan bahwa kita sebagai umat islam harus menjaga dua ormas tersebut, karena jika salah satu tumbang maka negara kita akan runtuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun