Mohon tunggu...
Altoviah Nuha Belvar
Altoviah Nuha Belvar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Book

Mengulas Kisah di Balik Novel Salah Asuhan Karya Abdoel Moeis

5 Mei 2023   07:43 Diperbarui: 5 Mei 2023   07:52 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Salah Asuhan merupakan salah satu novel periode awal tahun 1920-an yang ditulis oleh Abdoel Moeis dan pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1928. 

Novel ini mengalami proses cetak ulang sebanyak 22 kali dengan berbagai revisi. Abdoel Moeis sendiri merupakan seorang pengarang, wartawan, dan tokoh pergerakan yang berasal dari daerah Minangkabau sehingga tidak mengherankan jika sebagian latar pada cerita didalam novel ini berlokasi sumatera barat.

Novel Salah Asuhan mempersoalkan tentang kehidupan pemuda Minangkabau yang hidup ditengah pendidikan dan lingkungan yang menganut sikap hidup orientasi barat dengan berlatar belakang kehidupan pribumi di masa penjajahan Belanda yang penuh diskriminasi. 

Novel ini menceritakan kisah percintaan  pemudi Bumiputra (Indonesia) yang bernama Hanafi dengan perempuan Perancis yang bernama Corrie du Burse. Hanafi melakukan banyak sekali hal yang mengkhianati bangsa nya sendiri, seperti melepaskan nama aslinya dan mengganti menjadi nama Barat yaitu Christian Han, ia juga melepas agama serta adat-istiadat Minangkabau maupun tanah airnya yakni Indonesia.

Hanafi dianggap salah asuhan karena melupakan bangsanya sendiri dan lebih bangga jika dipandang sebagai orang Barat. Sosok Hanafi juga berani berperilaku durhaka kepada ibunya, segala ucapan yang dikeluarkannya sangat kasar dan selalu terselip merendahkan  adat, maupun agama serta bangsanya sendiri. Adat lembaga dikatakannya 'kuno' serta agama Islam disebutnya sebagai 'takhayul' oleh karena itu hidupnya menjadi terselisih dari orang Melayu. 

Hubungan Hanafi dan Corrie sempat mengalami masalah karena persoalan antar bangsa mereka, saat Corrie pergi meninggalkan tempat tinggal lama nya, Hanafi pun terpaksa menikah dengan Rapiah gadis Melayu yang memang sudah dipersiapkan oleh kedua orang tua nya. Pernikahan itu ia jalani dengan terpaksa dan membuat kehebohan dengan sikap nya yang tidak ingin diberlakukan pesta dengan adat Minangkabau, melainkan harus seperti orang Barat.

Kehidupan rumah tangga Hanafi dan Rapiah berjalan dengan sangat menyedihkan, Rapiah diperlakukan selayaknya pembantu ketimbang seorang istri, lelaki itu sering memberikan perkataan kasar dan berperilaku menyakiti perasaan Rapiah. Hingga suatu saat ia kembali bertemu dengan Corrie di Betawi, mereka berdua kembali dekat seperti sebelumnya, hingga Hanafi akhirnya mengirimkan surat kepada ibunya untuk berpisah dengan Rapiah. Hanafi dan Corrie bahkan melangsungkan pernikahan setelah saling meyakinkan diri, lelaki itu juga sudah dianggap keluar dari kaum bangsanya sendiri. 

Setelah beberapa tahun menikah, mereka bercerai karena perilaku Hanafi yang membuat Corrie merasa sakit hati. Ia terlalu mencemburui Corrie sehingga akhirnya Corrie melarikan diri dan meninggal dunia di Semarang. Setelah Corrie meninggal dunia, Hanafi kemudian pulang ke Solok untuk meminta maaf pada ibunya. Namu, penyesalan Hanafi tidak dapat ditebusnya dengan apa pun. Pada akhirnya, Hanafi melakukan bunuh diri dengan menelan banyak pil sublimat yang akhirnya merenggut nyawanya.

Bertemakan cinta antar dua bangsa yang berbeda dan bertetangan dengan adat serta agama, novel Salah Asuhan mengambil banyak norma-norma kehidupan yang sangat penting untuk berperilaku dalam bersosial maupun adab dan tata krama dalam hidup dalam bermasyarakat serta keluarga. Didalam novel ini tergambar ambisi seorang pemuda yang terlalu berlebihan dalam mencintai sesuatu dan tidak melihat akibat yang akan ditimbulkan kedepannya, sehingga membuat lelaki itu terjerumus kedalam jalan yang salah dan banyak kehilangan hal seperti mengorbankan dirinya, keluarganya,bangsanya dan agamanya.

Novel Salah Asuhan diceritakan menggunakan sudut pandang orang ketiga serta menggunakan bahasa Melayu juga bahasa. Cerita ini berlatarkan daerah Minangkabau, Solok, dan Betawi. Latar adat dikontraskan antara Belanda adat Minangkabau dan adat orang Belanda serta Eropa. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini adalah Hanafi, Corrie du Busse, Rapiah, Mariam (ibu Hanafi), Syafei, dan Tuan du Busse (ayah Corrie). Tokoh utama pada cerita ini adalah Hanafi, dan yang cenderung memiliki sifat protagonis pada novel ini yakni Rapiah dan ibunya Hanafi, sedangkan yang cenderung antagonis adalah Hanafi dan Corrie de Busse. Dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga serta menggunakan bahasa Melayu juga bahasa Belanda.

Novel Salah Asuhan banyak sekali memakai perumpamaan pada setiap percakapan antar tokohnya, hal ini membuat isi cerita semakin mengandung makna yang dalam untuk dinikmati oleh pembaca. Penggunaan bahasa dalam novel ini masih terselip kalimat yang belum baku, namun hal tersebut seakan membuat kesan lama pada cerita ini semakin nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun