Mohon tunggu...
Alto Makmuralto
Alto Makmuralto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aktivis, Penulis, Entrepreneur

Ketua Umum PB HMI (MPO) 2011-2013; Bergiat di Liblitera Institute

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bermain Teka-teki dengan Pesawat MH-370

3 April 2014   02:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raibnya pesawat MH-370 hingga berminggu-minggu, sungguh menyisakan tanya, juga misteri, teka-teki. Mengapa pesawat secanggih itu bisa menghilang begitu saja tanpa benar-benar dideteksi oleh radar sipil maupun militer yang tak kalah canggihnya? Kita lantas berspekulasi, juga menghamburkan curiga.

Apa yang sesungguhnya terjadi pada pesawat buatan Boeing itu? Sejauh ini hanya Tuhan-lah yang tahu. Semua pihak hanya bisa mereka-reka, juga menganalisa berdasarkan hayalannya plus teori-teori tertentu yang belum tentu tepat. Segalanya baru bisa kita ketahui jika black box (kotak hitam) sudah berhasil ditemukan dalam keadaan baik-baik.

Yang membuat dunia cemas ialah, si kotak hitam hanya bisa memancarkan sinyal selama 30 hari, sementara waktu yang tersisa hanya tinggal seminggu saja. Setelah 30 hari, keberadaan si black box akan kian sulit dideteksi, dan butuh tenaga ekstra untuk menemukannya, sebab benda ini sudah tidak memancarkan isyarat lagi.

Tragedi kemanusiaan

Peristiwa ini tidak sekadar perkara hilangnya sebuah benda super canggih berharga mahal, namun terutama sekali sebagai suatu tragedi kemanusiaan, sebab burung besi itu mengangkut ratusan nyawa manusia. Kita makin bersimpati, sebab nasib para penumpang begitu tidak jelasnya, apakah telah meninggal dunia seluruhnya, atau tengah ditawan di sebuah tempat—jika benar pesawat dibajak, lalu didaratkan di sebuah tempat.

Beberapa waktu yang lalu, otoritas Malaysia mengumumkan bahwa MH-370 jatuh di Samudera Hindia, dan seluruh penumpang dinyatakan tewas. Namun pernyataan tersebut sampai kini belum bisa dibuktikan. Tak secuil pun serpihan MH-370 yang ditemukan. Otoritas Malaysia hanya berspekulasi, bukan membeberkan fakta. Keluarga penumpang pun geram dibuatnya.

Kita juga sungguh bersimpati kepada keluarga penumpang yang telah berminggu-minggu diliputi ketidakpastian, kecemasan, dan kesedihan. Mereka hanya bisa menunggu, sebab tak mungkin melakukan pencarian sendiri. Sudah berminggu-minggu mereka berderai air mata, juga susah makan dan susah tidur, karena memikirkan nasib anggota keluarga mereka. Kalau mereka marah-marah kepada pemerintah Malaysia yang dinilai tidak becus mengungkap keberadaan MH-370, ya itu wajar saja.

Pembajakan, politik, dan keamanan

Dalam banyak kasus, pembajakan pesawat selalu terkait dengan aksi politik. Kalau benar MH-370 dibajak, itu berarti bahwa aspek politik menjadi bagian penting di dalamnya. Seperti diketahui, sejumlah penumpang ditengarai menggunakan paspor palsu. Pemerintah Malaysia juga mencurigai pilot MH-370 melakukan aksi pembajakan, bahkan aksi bunuh diri, yang dikaitkan dengan sikap politik sang pilot sebagai anggota kelompok oposisi di Malaysia, pimpinan Anwar Ibrahim. Namun tuduhan pemerintah Malaysia itupun lagi-lagi tanpa bukti yang kuat, sekadar spekulasi. Itu sebabnya Anwar Ibrahim berang.

Saat ini otoritas Malaysia dan dunia masih fokus pada upaya pencarian, dan belum begitu mendalami motif di balik raibnya MH-370, termasuk belum menyelidiki secara mendalam orang per orang yang berada di dalam pesawat tersebut. Otoritas Malaysia sendiri pada mulanya tegas menyatakan tidak ada aksi pembajakan dalam kasus ini, namun belakangan mereka meragukan pernyataan awalnya itu, dan justru mulai meyakini kalau kasus ini bernada pembajakan.

Kita melihat simpati dunia yang luar biasa, di mana puluhan negara membantu pencarian pesawat naas tersebut. Namun, kita juga menyaksikan betapa negara-negara yang kemungkinan dilintasi MH-370 begitu enggan memberikan informasi yang terbuka dan seluas-luasnya terkait data radar mereka masing-masing, dengan alasan keamanan nasional.

Yang demikian mengherankan ialah pemerintah Malaysia sendiri yang begitu berbelit-belit memberikan informasi, bahkan cenderung menutup-nutupi fakta, sehingga keluarga penumpang serta dunia internasional mencibir. Kita bertanya-tanya, kenapa sikap Malaysia begitu tertutup, atau setengah-setengah membuka informasi? Lagi-lagi Malaysia bungkam, namun sesekali mengisyaratkan bahwa mereka tetap ingin melindungi keamanan nasional mereka.

Kita sebenarnya bersimpati pada Malaysia yang kelihatan panik dan telah berusaha sekuat tenaga, untuk mengungkap keberadaan MH-370. Yang kita sayangkan ialah, kenapa otoritas Malaysia begitu plin-plan dalam memberikan informasi. Keluarga penumpang pun merasa dibohongi, sehingga timbullah kemarahan mereka kepada pemerintah Malaysia. Hal itu wajar saja, sebab keluarga penumpang masih terus berharap bahwa anggota keluarga mereka ditemukan selamat. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun