Ketika perang dagang AS-China resmi dimulai 3 bulan lalu salah satu indikator penting makroekonomi sudah menunjukkan siapa yang kalah di ronde awal perang dagang dimana ekspor Indonesia tercatat -3% di bulan Oktober dan November dan membawa defisit dagang semakin memerah. Dibarengi dengan rontoknya harga minyak, yang secara faktual tidak membawa keuntungan karena hal itu juga di barengi dengan rontoknya harga komoditas yang jadi ujung tombak ekspor ke China. Dan ini menjadi tren jangka panjang yang sudah bisa dilihat dalam grafik berikut,
Thanks for reading,
Have a great luck and happy holiday.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H