Jalan Indonesia menuju krisis ekonomi di 2019 semakin jelas dengan tanda tanda makroekonomi yang semakin memburuk memulai 2018, mari kita lihat apa yang menghadang di 2018;
Loan growth atau pertumbuhan pinjaman, merupakan leading indicator untuk menunjukkan arah tingkat konfiden dari pelaku bisnis dan konsumen dari sisi kredit
Indikator berikutnya adalah M2 Money Supply, mengukur pertumbuhan uang yang beredar
Setelah melihat leading indicator tersebut kita lihat lagging indikator makro, atau muara dari penggerak pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi, dimulai dari pertumbuhan penjualan rumah, disebut juga Housing Sales di AS.
Kemudian pertumbuhan penjualan mobil atau bahasa keren makronya, Auto Sales, merupakan lagging indikator daya beli masyarakat menengah atas
Dan outlook 2017 Â terakhir lagging indikator makro adalah pertumbuhan Ritel, atau dikenal sebagai retail sales, merupakan indikator utama daya beli dan konsumsi masyarakat selain mobil dan rumah, mencakup keseluruhan consumer goods
Kemudian untuk melengkapi outlook untuk 2018 adalah jumlah utang LN yang terus menanjak,
AC DC,
I'm on the highway to hell
On the highway to hell
Highway to hell
I'm on the highway to hell
No stop signs, speed limit
Nobody's gonna slow me down
Like a wheel, gonna spin it
Nobody's gonna mess me around
Dan isu paling berat ke depan yang akan dihadapi negeri ini adalah krisis energi, dengan semakin tipisnya kemampuan berutang di masa depan maka menggantikan petrodollar yang ada akan semakin berat di sisi ekonomi, simak disini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H