Sudah saatnya pembelajaran yang dilaksanakan di kelas membawa tema-tema atau permasalahan kontekstual yang bertujuan melatih kepekaan siswa akan kondisi yang terjadi di sekitarnya.
Pada setiap pembelajaran pun, siswa perlu dilatih untuk memahami permasalahan secara utuh, dan dilatih agar mampu berpikir secara sistematis untuk menyelesaikan permasalahn tersebut.
Dan yang tidak kalah penting, siswa pun harus dilatih dan dibiasakan untuk membaca, memahami, dan menginterpretasi data. Era big data menghadirkan komoditas data yang melimpah dan mudah diakses setiap saat.
Jika siswa tidak terbiasa dan dilatih membaca data, maka dampak jangka pendek yang bisa langsung terasa adalah munculnya banyak informasi yang salah (misinformasi) karena salah menginterpretasi data yang ada.
Oleh karena itu, desain proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas perlu menghadirkan aktivitas yang memfasilitasi siswa dalam membaca, dan memahami data. Dan tentunya menarik kesimpulan yang benar dan tepat dari analisis data tersebut.
Untuk menghadirkan desain proses pembelajaran yang demikian, guru perlu menekankan aktivitasi literasi kepada para siswa. Guru harus memberikan bahan bacaan yang tidak sekedar berisi informasi konten saja, tetapi bahan bacaan yang lebih bersifat kontekstual dan aktual.
Guru pun harus menekankan bahwa esensi literasi itu bukan sekedar bisa menceritakan kembali isi dari bacaan. Lebih dari itu, literasi menekankan pada kemampuan mencari, menentukan, dan memilih informasi yang relevan.
Literasi pun menekankan pada kemampuan siswa dalam menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi. Â Dan pada tingkat yang lebih tinggi lagi, kegiatan literasi ini harus mengasahkan kemampuan siswa dalam menilai kualitas dan kredibilitas informasi yang disajikan.
Dengan demikian, adanya AKM ini memberikan kesempatan pada Sekolah dan guru untuk terus meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui berbagai desain pembelajaran yang tidak sekedar beroritentasi pada konten, hasil berupa nilai dan transfer pengetahuan saja.
Mari sambut positif AKM dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran, dan tidak mensakralkannya dengan program-program insidental yang justru akan menghilangkan esesni dari pelaksanaan AKM itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H