Mohon tunggu...
Abdul Latip
Abdul Latip Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Belajar sepanjang Hayat | Lecture | alatip0212@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Dimensi dalam Pengembangan Kurikulum

19 Oktober 2019   12:23 Diperbarui: 19 Oktober 2019   16:21 1944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: maxmanroe.com

Dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19) disebutkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan tertentu, dilakukan perencanaan dan penyusunan kurikulum sebagai bagian dari pengembangan kurikulum sehingga dihasilkan seperangkat acuan yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan nasional.

Sumber: maxmanroe.com
Sumber: maxmanroe.com
Kurikulum merupakan alat yang dinamis sehingga pengembangan kurikulum bersifat mutlak, kemutlakan pengembangan kurikulum diartikan bahwa kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan tuntutan perkambangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan.

Pada pengembangan kurikulum terdapat 3 dimensi kurikulum yang penting diperhatikan sebagai bagian dari standarisasi dalam pengembangannya.

Dimensi tersebut berkaitan dengan seprangkat tahapan pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Dimensi-dimensi pengembangan kurikulum tersebut diantaranya :

Pertama, Ideal Curriculum
Ideal curriculum merupakan dimensi kurikulum yang berkaitan dengan proses perencanaan. Pada dimensi ini, kurikulum dituangkan dalam seperangkat dokumen yang memuat semua konten kurikulum dengan penyusunan yang ideal sesuai dengan yang dicita-citakan.

Kurikulum ideal diharapkan menjadi acuan bagi guru dalam melaksanakan setiap program dan proses belajar mengajarnya. Kurikulum ideal ini biasanya tertuang dalam seperangkat dokumen sehingga sering disebut juga sebagai written curriculum.

Pada tahap pelaksanaanya, kurikulum ideal ini memiliki banyak hambatan dan tantangan sehingga seperangkat dokumen yang telah tertulis ideal sering kali berbeda dengan kenyataan pelaksanaan di lapangan. Kondisi demikian menjadi dasar munculnya actual curriculum sebagai kondisi real dari pelaksanaan sebuah kurikulum.

Kedua, actual curriculum
Actual curriculum merupakan kondisi real atau kenyataan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru. Pada kenyataan, pelaksanaan kurikulum memang sering kali berbeda dengan kondisi ideal kurikulum yang didokumenkan.

Namun demikian, kondisi tersebut merupakan hal yang wajar mengingat banyaknya faktor yang dapat memperngaruhi keberjalanan proses pembelajaran.

Yang terpenting dari dimensi actual curriculumini adalah tetap tercapainya tujuan pembelajaran meski dengan cara yang mungkin berbeda dengan apa yang direncanakan dalam dokumen.

Guna mengatasi kondisi demikian, guru dituntut memiliki kepekaan atau responsif terhadap kondisi kelas yang ada. Selain itu, guru pun penting melakukan improvisasi pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas.

Pada akhirnya, actual curriculum ini memang sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dalam proses pembelajaran sebagai bagian dari dimensi kuriukulum. Yang terpenting dari semuanya, guru harus menyiapkan berbagai rencana dengan mempertimbangkan satu hal dan lainnya. 

Hal tersebut dimaksudakan supaya ketika guru menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, guru dengan cepat bisa mengambil langkah untuk mengubah strategi dan cara lain dalam pembelajaran guna tetap mencapai tujuan yang diharapkan.

Ketiga, Hidden Curriculum
Hidden Curriculum merupakan dimensi kurikulum yang berkaitan dengan perisitiwa atau kegiatan yang tidak direncanakan, namun bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai bagian dai pencapaian hasil belajar.

Pendapat lain, menyatakan bahwa Hidden Curriculummerupakan hasil sampingan dari sebuah proses pembelajaran yang tidak menjadi bagian yang harus dipelajari, tetapi mampu memberikan pengaruh perubahan nilai, persepsi dan perilaku siswa.

Meskipun Hidden Curriculum tidak direncanakan, namun dimensi ini memberikan banyak manfaat bagi pengembangan kurikulum selanjutnya.

Manfaat tersebut antara lain menambah khazanah pengetahuan para siswa di luar materi pelajaran yang ada dalam silabus. Misalnya pengembangan berbagai keterampilan dan sikap siswa.

Selain itu Hidden Curriculum merupakan bagian dari pencairan suasana pembelajaran agar tidak terlalu kaku dan baku. Disamping itu, Hidden Curriculum pun bisa digunakan sebagai alat atau metode untuk menelusuri minat dan bakat para siswa.

***
Ketiga dimensi tersebut merupakan hal yang pasti dilalui dalam pengembangan kurikulum. Pada pelaksanaannya, baik kurikulum ideal, kurikulum aktual mupun kurikulum tersembunyi memiliki peran dan fungsi masing-masing.

Ketiganya menjadi satu kesatuan dalam pengembangan kurikulum guna mencapai tujuan yang dicita-citakan, baik tujuan pembelajaran maupun tujuan pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun