Mohon tunggu...
Abdul Latip
Abdul Latip Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Belajar sepanjang Hayat | Lecture | alatip0212@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyoal Dugaan Adanya Sel Tahanan di Sekolah

13 September 2018   09:41 Diperbarui: 13 September 2018   21:00 1732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penjelasan tersebut memberikan gambaran bahwa penggunaan kata pembinaan bisa dijadikan sebagai pengganti kata hukuman, karena secara definisi menunjukkan sebuah kontruksi yang positif melalui cara-cara yang efketif dan efisien. Namun demikian definisi pembinaan ini harus diwujudkan dalam bentuk pembinaan yang konkret yang bisa diterapkan di lingkungan Sekolah, sehingga tidak hanya sekedar mengganti nama tanpa melakukan perubahan pada cara-cara yang dilakukan di lapangan.

Bentuk Pembinaan yang bisa Diterapkan Sekolah dalam Menghadapi Generasi Abad 21

Bentuk pembinaan yang dapat diterapkan untuk menghadapi siswa pada generasi saat ini tidak bisa disamakan dengan pembinaan yang dilakukan pada generasi sebelumnya. Pemberian konsekuensi yang bersifat fisik tampaknya sudah tidak efektif lagi diberikan untuk generasi sekarang.

Pembinaan yang dilakukan harus menggunakan cara-cara yang dapat diterima secara logis oleh mereka. Sekolah tidak bisa mengandalkan dan memberikan pembinaan yang sifatnya satu arah hanya dari sekolah kepada siswa, misalnya dalam bentuk perintah.

Pembinaan yang dapat dilakukan untuk generasi saat ini adalah dialog dua arah dengan siswa yang melakukan pelanggaran. Dialog yang dilakukan berisikan penjelasan dan diskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan, mulai dari alasan melakukan pelanggaran, bentuk konsekuensi serta dampak atas pelanggaran yang dilakukan, sampai pada komitment untuk tidak mengulangi pelanggaran.

Adanya dialog ini bertujuan untuk membentuk kesadaran siswa akan pentingnya disiplin dan tanggung jawab dalam mentaati aturan yang telah ditetapkan Sekolah. Kesadaran inilah yang diharapkan membuat siswa lebih disiplin dan tidak melakukan pelanggaran lagi.

Untuk menghadirkan bentuk pembinaan yang demikian diperlukan kesiapan regulasi yang akan diberlakukan oleh Sekolah. Selain itu diperlukan juga kesiapan dan keterampilan dari guru untuk melakukan dialog dengan siswa yang melakukan pelanggaran. 

Guru harus mampu menjelaskan dan memberikan pemahaman yang dapat diterima secara logis oleh para siswa sehingga siswa pun tidak merasa dipojokkan dan terlabeli dengan pelanggaran yang dilakukannya.

Salam,
Bandung, 12/9/2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun