Kain goni identik sebagai wadah pangan. Namun di tangan kreatif Indria, kain goni dapat disulap menjadi berbagai model tas. Ditambah pengaplikasian sulam pita di atas kain goni, cocok untuk penyuka gaya vintage yang ingin tampil menawan di setiap kesempatan.Â
Gulungan pita warna-warni berserakan di galeri mini milik Indria di Dusun Bandung Wetan, Desa Bandung, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Pita-pita tersebut kemudian diaplikasikan pada kain goni yang telah dibidang oleh Indria. Tak butuh lama, pita tersebut disulam hingga membentuk bunga mawar. Bahkan tanpa pola, tangan Indria dapat menari-nari melanjutkan tiap tusuk jarum sulam hingga membentuk daun sebagai pelengkap bunga mawar. "Langsung disulam begitu saja. Karena di dalam otak sudah tergambar. Mungkin karena sudah terbiasa," tuturnya seraya melanjutkan sulam pita pesanan, jelas pemilik Zikhra Cfart ini.
Banyak produk yang dipercantik lewat sulam pita hasil kreasinya. Di antaranya taplak meja, sarung bantal, masker, pouch, tote bag, hingga tas pesta. Namun seiring berjalannya waktu, tepat Desember 2020 lalu ia menilai perlu adanya inovasi baru. Berupa produk baru yang unik dan bisa dinikmati disetiap kesempatan. Indria menuturkan ia memiliki ide untuk memodifikasi tas buatannya menggunakan bahan kain goni. “kain gini sekarang lagi tren kembali jadi saya ingin melakukan kolaborasi dengan sulam pita," tuturnya.
Dia mengutarakan, menyulam kain goni berbeda dengan kain blacu atau lainnya karena serat kain goni tidak rapat. Meski demikian, dia tidak mengalami kesulitan. Menurut dia, untuk dapat membuatnya, butuh ketelatenan dan kesabaran yang tinggi. "Sama saja tekniknya. Tapi harus lebih telaten," tegasnya.
Untuk model tas, Supriati mengaku mengikuti tren saat ini. Rata-rata referensi model tas, dia ambil dari internet, ia paling sering menggunakan Pinteres untuk mencari refrensi desainya. Sehingga tas buatannya bisa digunakan oleh semua kalangan. Baik anak muda maupun ibu-ibu. "Untuk harga bervariasi. Ada yang mulai Rp 150 ribu, Rp 300 ribu, dan bisa tinggi lagi tergantung ukuran serta kerumitan desain sulamnya," ungkapnya.
Untuk pemasaran, ia melakukan promosi melalui media sosial, seperti Instgram dan Whatapps. Dari promosi itu produknya telah sampai ke luar negeri, Hongkong, Singapura, hingga Belanda. “Ada yang pernah pesan tas, WNI dari belanda, tapi paling banyak di sekitar kota saja, tegasnya.
Disinggung bagaimana cara merawat tas goni, Indria menyebut sangat mudah. Jika ingin dicuci, sebaiknya tidak disikat dan langsung dijemur di bawah terik matahari agar tidak bau. Kemudian, penyimpanannya harus diangin-anginkan. Agar tas tidak lembap karena bisa memicu jamur.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H