Drawing AFF menempatkan timnas Indonesia di grup maut. Bersama juara bertahan Thailand, tuan rumah Filipina dan Singapura. Grup tanpa peserta dari babak kualifikasi. Sangat berat rasanya menempatkan timnas di posisi underdog. Tapi itulah kenyataannya. Kita harus realistis. Kompetisi kita sempat berhenti setelah mendapat sanksi dari FIFA. Di tambah tidak adanya pemain naturalisasi yang di panggil seleksi. Dan kebanyakan hanya di isi pemain muda yang nihil pengalaman di AFF Cup Senior. Melihat skuad yang di seleksi ditambah hasil drawing yang tidak berpihak, sepertinya pas lah strategi pelatih tidak memanggil pemain naturalisasi. Jauh lebih memalukan jika di huni pemain naturalisasi dengan hasil jelek daripada mengandalkan pemain muda dengan hasil babak belur.Â
Ok, marilah realistis. Semoga ini jadi regenerasi yang berkelanjutan buat timnas. Namun perlu ditekankan, jangan bebankan target juara di pundak pemain-pemain muda kita. Semua mungkin tahu, beberapa pemain di panggil ikut seleksi saja sudah sangat terkejut. Ini artinya di antara mereka ini pertama kali masuk seleksi timnas.Â
Tiga kali pertandingan di fase grup akan dijalani. Jadikanlah ketiga pertandingan itu sebagai ujicoba timnas menjelang pagelaran AFF Cup 2018, dua tahun lagi. Itu saja. Ujicoba dengan tensi tinggi jelas melimpah manfaat. Mental, skil dan kerjasama di asah di sini. Kalah tidak apa-apa, namun hasilnya akan kita tuai di AFF Cup dua tahun lagi.Â
Bukan pesimis, tapi ini sudah hampir jadi kenyataan. Sebelum drawing dilakukan, masih ada sedikit asa. Asa lolos ke semifinal jika berada di grup yang ringan, jika dalam satu grup timnas ada peserta dari babak kualifikasi. Tentunya kita akan berusaha meraih gol banyak dari laga melawan mereka.
Namun kini, sepertinya menahan seri Filipina dan Singapura sepertinya sudah susah. Lawan Thailand jangan di tanya hasilnya. AFF Cup bukan level Thailand lagi. Target mereka sudah harus lolos Piala Dunia 2018. Saat ini mereka akan berjuang melawan Australia jika mau lolos. Itu Thailand. Dan jelas-jelas, Kiatisuk Senamuang, pelatih mereka sudah mencanangkan akan mempertahankan gelar. "Thailand tidak biasa nomor 2 dan 3", katanya. Ini artinya Thailand tetap serius untuk AFF Cup walau sibuk menyambut partai melawan Australia empat hari sebelum AFF Cup kick off.Â
Harapan saya, Riedl benar-benar paham kondisi timnas saat ini. Tidak usah ragu-ragu menurunkan 11 pemain muda di AFF Cup kali ini. Tidak perlu di mix dengan pemain senior. Ingat saja, target kita bukan AFF Cup kali ini. Ini hanya ujicoba super mahal buat pemain-pemain muda kita. Manfaatkan sebagus mungkin. Ini ajang buat garuda-garuda muda kita.
Dua tahun lagi, mereka akan menjadi kumpulan pemain yang sangat ditakuti di Asean bahkan di Asia. Mereka akan menjadi macan Asia. Tentunya jika kompetisi kita berjalan normal, penuh gairah dan pembinaan yang berkesinambungan.Â
Buat semua orang yang berkecimpung dipersepakbolaan Indonesia, marilah kita melihat sepakbola itu sebagai permainan olahraga. Mulailah tergerak hati kita untuk mengangkat sepakbola timnas. Mari kita jauhkan sepakbola dari dunia politik dan ekonomi.Â
Hidup timnas, ingin segera melihat permainan anak-anak muda kita di laga AFF Cup. Semoga sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H