Duduk manis di deretan bangku yang tak rapi,
Menatap dosen yang berbicara entah kesana-kemari,
Tercoret-coret lembaran dengan goresan tinta tiada arti,
Otak kosong tak terisi sama sekali,
Untuk apa,?
Jika hanya menjabat titel mahasiswa,
Namun tak terarah pengabdiannya pada bangsa,
Jangankan memperbaiki negara,
Mengisi pengetahuan pun sudah tak berdaya,
Jika hanya mencari angka,
Tak pantas engkau pergunakan nama yang mulia,
Wahai engkau yang duduk dibangku tinggi itu,
Lihatlah bumi yang kau pijak,
Dia merintih perih karna kau injak,
Namun tak pula kau pedulikan elu nya,
Kau hanya melihat merah bunga yang tumbuh diatasnya,
Tanpa peduli pada beton yang telah menusuknya, dalam, hingga hampir menembus jantung,
Lindungi tanah hitam yang kau tapaki,
Tak peduli seberapapun hitamnya, disitulah tempatmu bisa berdiri,
Jagalah lantaimu,
Jejali pengetahuanmu dengan buku-buku,
Nikmati segala kertas usang yang tak kau sukai,
Berpaculah dengan waktu,
Jangan tunggu sampai tanahmu ditindas...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H